Jurnalisme Siber di Era Disrupsi Digital dan Krisis Ekologis

    Iklan terakota

    Terakota.IDData Dewan Pers 2019 sebanyak 47 ribu media siber, sebanyak 2.700 yang telah diverifikasi Dewan Pers. Menjamur media siber menandai kian sengitnya persaingan sesama media siber dengan media penyiaran radio dan televisi. Sebagai lembaga pers yang berfungsi menyediakan informasi yang akurat, terpercaya. Namun media siber mesti menjalankan manajemen bisnis dan kinerja jurnalistik secara profesional.

    Media siber hendaknya terus kokoh menjalankan fungsi sebagai anjing pengawas kekuasaan (watchdog) lewat pemberitaan yang kritis, akurat dan dapat dipercaya masyarakat (Trust Worthy News). Pemberitaan mencakup segala bidang kehidupan bangsa sosial, ekonomi, politik dan budaya, tak terkecuali permasalahan lingkungan hidup.

    Permasalahan lingkungan hidup seharusnya menjadi agenda setting utama pembertiaan media siber, bukan agenda sekunder. Isu lingkungan mendesak untuk mendapatkan perhatian serius terutama para pemegang kebijakan. Kesadaran ekologis yang dihasilkan akibat liputan pemberitaan ini akan dapat menjadi tawaran solusi terhadap kian memburuknya krisis ekologis.

    Jika tidak, umat manusia akan terancam (krisis eksistensial) pada masa dekat mendatang. Spesies manusia sedang melakukan bunuh diri ekologis (ecological suicide) atau ecocida. Sehingga media perlu mengarusutamakan isu lingkungan hidup seperti polusi air dan udara, pengelolaan sampah, deforestrasi dan isu kerusakan daya dukung ekologis.

    Untuk membahasnya, akan dilangsungkan pelatihan jurnalisme siber dengan narasumber Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Benni Indo dan Pemimpin Redaksi Terakota.ID, Eko Widianto. Pelatihan dilangsungkan pada Sabtu, 18 Nopember 2023 pukul 09.00-selesai di ruang 306 FISIP lantai III Universitas Merdeka Malang.