Sejarah Pemikiran Dunia Islam Dan Barat
Foto : Akhmat Mustaqim
Iklan terakota

Judul Buku       : Sejarah Pemikiran Dunia Islam dan Barat
Penulis             : Ajat Sudrajat
Penerbit           : Intrans Publishing
Ukuran Buku    : 15,5 x 23 cm
Ketebalan        : viii + 248
ISBN               : 978-979-3580-72-2
Harga P. Jawa  : Rp 59.000

Terakota.idJangan Sekali-kali Melupakan Sejarah atau Jasmerah, semboyan terkenal yang diucapkan Bung Karno itu akan selalu relevan di setiap zaman. Pesan itu dapat disimpulkan tentang pentingnya memahami sejarah. Setiap masa pasti memiliki sejarah yang dianggap baik, buruk dan bahkan tidak berkesan sekalipun.

Memahami sejarah, minimal tidak mengulangi kesalahan yang sama dari sebelumnya atau mengembangkan apa yang tidak ada di masa lalu. Manusia perlu informasi lengkap, sejarah biasanya digunakan untuk menuntunnya.

Setiap disiplin ilmu juga selalu memiliki sejarahnya. Kehidupan tanpa sejarah seperti tidak ada rekam jejak sebagai bahan refleksi. Tapi sering kali belajar sejarah jadi membosankan karena hanya menghafal tahun di masa lalu saja. Berbeda bila membahas sejarah dan pemikirannya.

Mula-mula kita coba mulai dari Yunani klasik. Sokrates lahir di Athena pada 740 SM dan meninggal pada 399 SM. Ia tak pernah menuliskan ajaran filosofisnya, tapi dilakukan dengan perbuatan atau praktik dalam kehidupan. Mengenalkan metode filsafatnya sebagai ‘Seni Kebidanan’ (maieutike tekhne).

Setelah itu ada Plato, lahir di Athena pada 427 SM dan meninggal pada 347 pada usia 80 tahun. Ia murid dari Sokrates, pemikirannya tentang ide merupakan paling penting dalam hidupnya. Lalu ada Aristoteles lahir di Stageria, Semenanjung Kalkidike, Trasia (Balkan) pada 384 SM dan meninggal di Kalkis pada 322 SM. Pemikirannya lebih realis, berbeda dengan gurunya Plato.

Satu filsuf lagi bernama Diogenes de Sinope, seorang pemikir yang hidup satu zaman dengan Aristoteles. Seorang filsuf yang pandangan filsafatnya kemudian dikenal dengan Sinisisme. Tokoh eksentrik ini memilih menjalani hidup asketis di jalanan.

Pada abad pertengahan, pemikiran Islam ikut berperan dalam kehidupan. Seperti Ibn Abi Rabi’ (w. 885 M) berpandangan bahwa manusia membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan alaminya. Adapun Al-Farabi (870-950), memiliki pandangan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk berkumpul dengan orang lain atau masyarakat.

Setelah itu ada Al-Mawardi (975-1059 M) pemikirannya menganggap bahwa manusia adalah makhluk sosial secara alami. Berikutnya ada Imam Al-Gazali (1058-1111 M) yang berpandangan masyarakat bernegara tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan material dan duniawi. Lalu ada Ibnu Kaldun abad ke 14, pemikirannya bahwa menurut wataknya manusia membutuhkan sesuatu untuk dimakan.

Belajar sejarah sangat penting, tapi bukan sekedar untuk tahu sejarah pemikiran dan tahunnya saja. Tapi juga memahami relevansi pemikiran dengan kehidupannya. Pengalaman menarik membaca buku Sejarah Pemikiran Dunia Islam dan Barat terbitan Intrans Publishing pada 2015.

Bahwa penting belajar sejarah pemikiran dari sosok pada masa itu. Selain dapat memahami sejarah pemikiran Barat dan Islam, juga jadi bahan refleksi kritis untuk zaman sekarang. Setelah membaca buku ini seperti sudah mengetahui kehidupan di Yunani kuno serta peradaban Islam.

Buku ini disusun untuk membantu pemahaman tentang apa sebenarnya perdebatan pemikiran dunia Islam dengan Barat tanpa melepaskan konteks kesejarahaannya. Buku ini disajikan secara beruntun dimulai dengan manuskrip pertama tentang arah pemikiran Yunani kuno dan politik dunia Islam bersama dengan tokohnya dan pemikirannya.

Buku ini sangat cocok dibaca semua kalangan. Mahasiswa dengan latar disiplin ilmu apapun, apalagi mahasiswa jurusan sejarah Islam dan filsafat. Bagi peneliti tentu menjadi referensi. Disarankan pula kepada masyarakat umum dan siapa saja yang menggeluti filsafat islam dan pemikir barat.

Selamat menikmati!