
Terakota.id–Pameran Coffee Painting karya Sawir Wirastho di Sarinah Plaza lantai II telah menyedot perhatian publik. Sebuah karya seni yang memanfaatkan barang bekas berupa ampas kopi menjadi salah satu medium untuk menyampaikan pesan. Ampas kopi bagi Sawir, bukan hanya limbah kopi yang tak berguna. Namun, dengan tangan dingin seorang Sawir menjadi sebuah karya seni yang memesona.
Selain itu, lukisan ampas kopi di atas kertas itu juga sarat makna dan pesan. Sawir mengangkat beragam tema dan kritik sosial melalui lukisan. Lukisan menjadi ekspresif, khas gaya Sawir. Ia mengangkat beragam fenomena social yang terjadi di sekitarnya.
Termasuk menyampaikan kritik kepada pemerintah yang dianggap abai terhadap anak terlantar dan fenomena lain. Melukis dengan ampas kopi menjadi ciri khas pelukis jebolan IKIP Negeri Malang ini sejak 1999. Ia menggunakan ampas kopi setelah berhenti merokok.
Sementara aktivitas minum kopi tetap rutin dilakoni. Saat merokok itu dia tak ketinggalan nyethe. Setelah berhenti merokok, dia lari nyethe di atas kertas. Puluhan lukisan dihasilkan dari ampas kopi.
Sayang banyak hasil karyanya yang ludes terbakar. 11 tahun lalu, ruang penyimpanan lukisan terbakar. Seluruh lukisan dari limbah ampas kopi ludes terbakar. Ia kembali melukis dengan ampas kopi sejak 2012 lalu. Saat itu, dia membuka kedai kopi Cangkir Laras di Kota Malang. Di sela-sela menunggu pelanggan, dia memanfatkan waktu luang dengan menggambar.
Pameran tunggal berlangsung sejak 9-22 Maret. Untuk mengupas karya Sawir serta menutup pameran digelar Jagongan Seni pada Kamis, 22 Maret 2018 di Sarinah lantai 2 Jalan Basuki Rachmad 2 A Kota Malang, pukul 15.00 WIB-18.00 WIB.
Jagongan Seni menghadirkan Sawir Wirastho, aktivis seni budaya, Mohammad Nashir, Ketua Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang Dr.Daroe Iswatiningsih, Ketua Persatuan Artis Film Kota Malang Rossa Siti Romlah, guru seni budaya Rudi Wibowo Kawulur, Manajer Sarinah Malang Agus Sunaryo, Badan Promosi Pariwisata Daerah Malang Prof Gagoek SP dan penulis seni Abdul Malik.

Merawat Tradisi Menebar Inspirasi