Ikan di Perairan Kupang Tercemar Mikroplastik

Peneliti Mikroplastik WALHI NTT Horiana Yolanda Haki mengamati mikroplastik di perairan Oesapa Kota Kupang, jenis mikroplastik Filamen yang berasal dari pecahan tas kresek, plastik wraping dan jenis plastik lunak mendominasi temuan mikroplastik di Perairan Kupang, (Foto: Tim Ekspedisi Sungai Nusantara).
Iklan terakota

Terakota.ID—Ikan di Pantai Kupang tercemar mikroplastik, rata-rata setiap ekor ditemukan 32 partikel mikroplastik (PM). Mikroplastik di dalam lambung ikan terbanyak jenis Filamen atau lembaran plastik berukuran kurang dari 5 milimeter sebanyak 59 persen. Sebanyak 34 persen merupakan fragmen atau cuilan plastik dan 7 persen sisanya merupakan mikroplastik berjenis fiber.

Peneliti Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nusa Tenggara Timur bersama Tim Ekspedisi Sungai meneliti kondisi Pantai Kupang pada Desember 2022. Hasilnya, juga ditemukan perairan sungai dan pantai di Kupang tercemar mikroplastik rata-rata 185 PM per 100 liter. Mikroplastik berbahaya bagi kesehatan.

“Mikroplastik dalam ikan menjadi pertanda bahaya ancaman kesehatan masyarakat yang mengonsumsi ikan. Lantaran mikroplastik bersifat pengganggu hormon dan mengandung senyawa toksik bersifat karsinogen yang akan mengganggu kesehatan manusia,” kata peneliti mikroplastik WALHI NTT, Horiana Yolanda Haki dalam siaran pers yang diterima Terakota.ID.

Ia menyebut sampah plastik yang tak terkendali dan terurus menjadi penyeba pencemaran mikroplastik dalam perairan di Kupang. Bentuk mikroplastik serupa dengan plankton atau makanan ikan, sehingga ikan mengganggap mikroplastik sebagai makanan. Padahal mikroplastik bersifat pengganggu hormone yang bisa menyebabkan gangguan reproduksi.

“Jika tidak ada upaya serius Pemerintah Kota Kupang dan Pemerintah Propinsi NTT maka mikroplastik akan masuk kedalam lambung dan darah manusia,” ujarnya.

Gregorius Kenang Widyantoro, Progam Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang meneliti ikan di Kupang.  Penelitian dilakukan 7 Juli 2021 sampai 4 Januari 2022.

Sampel ikan laut di pasar ikan sepanjang pesisir pantai kota Kupang. Mulai Pantai Oesapa, Pantai Kelapa Lima, Pasar ikan Oeba, Pantai Ketapang dan Pantai Nunbaun. Sampel ikan sebanyak 30 ekor terdiri dari spesies ikan ikan kembung/Kombong Padi (Scomber australasicus), kembung/ kombong/ makarel (Scomber scrombrus), Teri (Engraulidae speciose), terubuk (Tenualosa ilisha), tembang (Sardinella fimbriata), kembung/kombong lelaki  (Rastrelliger kanagurta), senangin (Eleutheronema tetradactylum) daan petek (Equula daura).

Hasil pengamatan mikroplastik ditemukan sebanyak 956 mikroplastik dari semua sampel. Sebanyak 645 mikroplastik atau 73 persen, berjenis filament 20 persen merupakan fragment dan 7 psrn sisanya gabungan dari film, foam, pelet, dan kelompok plastik lain. Lebih lengkap hasl bisa dilihat dalam jurnal berjudul  Hubungan kandungan Mikroplastik pada Air laut dan Mikroplastik dalam system organ  di Perut Ikan Laut Pesisir Pantai Semiringkai Kota Kupang Tahun 2022.

Jika mikroplastik masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi sistem hormonal reproduksi dan metabolisme. “Salah satu dampaknya menyebabkan diabetes mellitus, penurunan kualitas dan kuantitas sperma dan menopause lebih awal,” kata Prigi Arisandi, dari Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.

Prigi menjelaskan mikroplastik mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida dan detergen dalam air. Sedangkan dalam perairan Kupang tercemar logam berat, sehingga mikroplastik akan menyerap dan mengikat logam berat. Mikroplastik juga bisa menjadi media tubuh bakteri pathogen.

Mikroplastik dalam tubuh ikan akan menjadi ancaman baru, karena akan berpindah dari tubuh ikan pada tubuh manusia yang mengonsumsi ikan. Mikroplastik harus dikendalikan, katanya, dengan mengendalikan dan menghentikan penggunaan plastik sekali pakai dan mengendalikan sampah plastik agar tidak masuk kedalam sungai.