
Terakota.id–Sang artis cantik itu tiba-tiba menua. Wajahnya keriput, banyak guratan di bawah kelopak mata, pipi, dan dagunya. Seorang artis penyanyi yang bersuara merdu dan berparas tampan itu juga tiba-tiba rambutnya jadi memutih, wajahnya tak lagi kencang. Sejumlah artis penyanyi, pemain film, dan sejumlah figur publik tanah air tiba-tiba menua lebih cepat. Foto-foto wajah tua mereka diunggah di Instagram dan sejumlah platform media sosial (medsos) lain.
Foto-foto para idola itu bikin heboh. Kini ulah beberapa artis yang memamerkan wajah tuanya itu di contoh banyak orang. Tak sedikit pengguna medsos yang turut mengunggah foto dirinya dalam versi wajah di usia tua. Mereka seakan bangga bisa memamerkan prediksi wajah tuanya. Tak sedikit yang versi wajah tuanya masih terlihat sisa-sisa kecantikan atau ketampanannya. Namun tak jarang pula yang wajah tuanya jadi rusak total.
Sejumlah artis tanah air mengunggah foto wajah tuanya diantarannya penyanyi Agnez Mo, Melly Goeslow, Nino Ran, Afgan, Bunga Citra Lestari, dan Maia Estianti. Ada juga publik figur lain seperti Ivan Gunawan, Wulan Guritno, Ari Untung, Fenita Ari, Audy Item, Iko Uwais, Dian Sastro, Luna Maya, Ben Joshua, dan sejumlah artis papan atas lainnya. Beberapa artis dunia juga heboh pamer foto wajah versi tua, diantaranya pemeran film Spiderman, Tom Holland, dan sederet artis lain juga mengunggah foto tua mereka di Instagram.
Perilaku yang terbilang aneh ini kini jadi tren. Ulah sejumlah orang yang merubah foto diri menjadi sosok yang tua berkat sebuah aplikasi yang bernama FaceApp. Lewat aplikasi yang bisa diunduh gratis di Play Store itu bikin pemilik handphone sibuk mengedit foto versi tuanya dan mengunggahnya di laman Instagram, Facebook, Twitter, dan WhatApps. Melalui aplikasi FaceApp selanjutnya ramai di medsos dengan tagar #AgeChallange.
Tren Ciptaan Medsos
Bukan kali ini saja tren berupa tantangan (challenge) yang dicipta medsos. Dulu pernah heboh tantangan yang bernama Kiki Challage. Kiki Challenge adalah aktivitas berjoget di luar mobil yang sedang berjalan dan diiringi lagu In My Fellings Challenge. Tantangan ini mengajak orang berjoget keluar mobil dengan membiarkan kendaraan terus berjalan dengan pintu terbuka. Mereka berjoget di jalan raya sambil diiringi lagu dari Drake, seorang rapper asal Kanada.
Tantangan Kiki Challange viral dan banyak pengguna Instagram yang tertarik uji nyali mengikuti jogetan itu. Hingga Polri sempat mengeluarkan larangan Kiki Challenge karena dinilai membahayakan pengguna jalan umum. Tren inipun lantas surut hingga akhirnya hilang. Kini muncul tren Age Challenge yang hampir bisa dipastikan akan heboh diawal dan tak lama kemudian akan surut dan hilang.
Namanya juga tren, biasanya tak akan berlangsung lama. Tak ada tren yang langgeng. Tren selalu muncul sesaat, orang mencoba, hingga akhirnya bosan dan meninggalkan tren itu. Dengan cepat pula tren lama akan tergantikan oleh tren baru. Begitulah seterusnya. Tren akan muncul patah tumbuh hilang berganti. Demikian halnya dengan tren Age Challenge. Saat ini jadi tren dan sesaat kemudian pasti tergeser oleh tren-tren baru yang lain.
Inilah salah satu kekuatan media, terutama medsos. Media yang terbilang sangat popular di seluruh penjuru dunia ini memang paling gampang digunakan untuk mencipta tren. Sesuatu cukup diviralkan, maka dengan cepat akan jadi bahan perbincangan. Apalagi sesuatu itu ditempelkan lewat para figur publik dan sosok berpengaruh (influencer), maka dengan sekejap tren baru akan tercipta.
Tak sedikit penguna medsos yang menjadi pengikut (follower) orang-orang terkenal dan berpengaruh. Tak jarang para follower menjadikan sosok yang diikutinya itu sebagai role model yang harus diikuti setiap tingkah lakunya. Situasinya jadi klop. Simbiosis antara medsos, influencer, follower, dan sejumlah orang atau pihak yang mencari keuntungan bersinergi jadi satu. Dalam relasi ini, ada pihak yang diuntungkan dan ada juga yang harus jadi korban.
Tak Ada Yang Aman di Internet
Medsos, atau media lain yang beroperasi dengan bantuan internet adalah media yang paling tak aman. Internet dan medsos tergolong unsecure media. Lihat saja sejumlah bukti selama ini. Tak sedikit kejahatan terjadi di dunia maya. Modus operandinya juga beraneka rupa. Penipuan, pembobolan akun bank, pencurian data pribadi, pencurian password, dan beragam kejahatan muncul lewat internet dan beragam media bawaannya.
Dalam kaitan dengan munculnya FaceApp ini juga ditakutkan oleh sejumlah pihak. Seperti diberitakan banyak media, Aplikasi FaceApp adalah buatan starup Rusia bernama Wireless lab. Aplikasi yang telah dirilis sejak 2017 itu bekerja dengan menggunakan artifisial teknologi untuk dapat mengubah foto penggunannya. Agar dapat mengunduh aplikasi ini, setiap calon pengguna harus menyetujui dan mengizinkan pengelola aplikasi menggunakan foto-foto dan sejumlah data pribadi pengguna aplikasi.
Dikhawatirkan lewat aplikasi ini data-data yang sifatnya privat milik penguna aplikasi seperti foto, sandi, informasi lokasi, penggunaan data, dan riwayat pencarian bisa diketahui dan dimanfaatkan oleh pemilik aplikasi. Data-data privat itu rawan disalagunakan. Disinilah letak bahayanya. Kasus skandal Cambrige Analytica yang mencuat beberapa waktu silam adalah salah satu contoh pencurian data personal. Cambrige Analityca terbukti telah menggunakan data privat sejumlah pengguna Facebook untuk kepentingan sang pengguna data.
Menanggapi heboh tren FaceApp dan sejumlah bahaya yang mungkin muncul maka tak perlu terlalu risau. Sejatinya tak ada yang aman di internet. Semua harus waspada dan berhati-hati ketika menggunakan media maya ini karena implikasinya bisa sampai ke dunia nyata. Kesadaran bahwa yang muncul di internet dan medsos itu tak selamanya benar dan aman harus selalu ditumbuhkan agar muncul kewaspadaan.
Fenomena munculnya FaceApp merupakan bagian pengaruh lahirnya internet. Ketika lahir media baru (new media) yang berupa internet telah memunculkan beragam tren baru. Apalagi semenjak munculnya beragam medsos yang sangat digandrungi banyak orang termasuk para generasi milenial Indonesia. Melalui medsos tren-tren yang dicipta para kreator konten di medsos dengan cepat menyebar.
Zaman memang telah menjadikan kita sulit menghindar dari internet. Cara bijak agar terhindar dari bahaya buruk internet adalah bukan tak menggunakan internet. Salah satu cara ampuh agar tetap aman berinternet dan bermedsos adalah dengan meningkatkan kewaspadaan. Kemampuan melek media digital juga menjadi pengetahuan dan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh semua pengguna media. Mari berinternet dan bermedia sosial yang sehat.

Penulis adalah Pegiat Literasi Media, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang