Seorang pendaki di puncak Mahameru dengan latar kepulan asap yang keluar dari kawah. (Terakota/ Abdul Malik).
Iklan terakota

Terakota.idSebanyak 4.736 pendaki, gagal mendaki atap Pulau Jawa. Mereka telah mendaftar secara daring dan membayar bea masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Menyusul pengumuman Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) yang menutup total Semeru sampai 31 Maret 2021.

“Gunung Semeru ditutup total sampai 31 Maret 2021,” tulis Pelaksana tugas Kepala BBTNBTS Agus Budi Santosa, dalam siaran tertulis yang diterima Terakota.id, Rabu 30 Desember 2020.

Sebelumnya Gunung Semeru ditutup sementara mulai 30 November 2020 karena aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa. Lava pijar mengalir hingga menyebabkan penduduk di Desa Oro-oro Ombo, Pronojiwo, Lumajang diungsikan. Lantaran derasnya aliran lahar di Besuk Bang dan Besuk Kobokan. Sehingga terjadi banjir hingga menyebabkan escavato terseret arus sungai yang membawa material vulkanik.

Kondisi klimatologi, tulis Agus, juga menjadi pertimbangan. Setelah terjadi peningkatan intensitas curah hujan selama beberapa hari ini. Selain itu sesuai prakiraan stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemungkinan berpotensi terjadi badai di puncak Semeru.

Sehingga demi menjaga keamanan dan keselamatan pendaki, aktivitas pendakian Gunung Semeru dihentikan. Gunung Semeru ditutup juga demi revitalisasi ekosistem. Sedangkan para pendaki yang batal mendaki, bisa menjadwal ulang pendakian.

Sebagian para pendaki menghabiskan malam pergantian tahun di puncak Gunung Semeru. Namun, keinginan pendaki tak bisa diwujudkan setelah seluruh aktivitas pendakian Gunung Semeru ditutup.

 

 

1 KOMENTAR