Terakota.ID—Google Doodle hari ini menampilkan Didik Prasetyo yang akrab dikenal Didi Kempot. Mendiang Didi Kempot, merupakan penyanyi dan penulis lagu Indonesia yang dikenal “Godfather of Broken Hearts.” Google Doodle mengenang master musik campursari Jawa, yang menciptakan lebih dari 700 lagu sepanjang karirnya.
Hari ini, tiga tahun lalu Didi Kempot menerima Billboard Indonesia Lifetime Achievement Award. Didi lahir dari keluarga entertainer di Surakarta, pada Desember 1966. Ayah dan kakaknya seorang komedian dan ibunya penyanyi tradisional Jawa.
Pada usia 18 tahun, Didi Kempot mendirikan band jalanan bernama Kelompok Pengamen Trotoar. Ia mengamen untuk mencari nafkah. Selama lebih dari dua dekade, tampil di jalanan Surakarta dan Jakarta. Kelompok Pengamen Trotoar alias Kempot ini menjadi tempat dia menjadi nama belakangnya “Kempot”.
Meski menjadi penyanyi jalanan dan memiliki banyak uang, dia menulis sejumlah lagu terkenal. Antara lain “We Cen Yu”, “Cidro” (Patah), “Moblong-Moblong” (Berlubang), dan “Podo Pintere” (Sama Pintar).
Setelah seharian mengamen, Daidi kerap begadang untuk merekam lagu karyanya di kaset kosong. Meski sebagian besar kaset yang dikirim ke studio rekaman tidak pernah membuat Startit melewati meja keamanan, Kempot tidak pernah menyerah pada mimpinya.
Akhirnya pada 1989, ia menandatangani kontrak dengan label musik. Single hit pertama Cidro menjadi sangat populer di Belanda dan Suriname. Kedua negara dengan diaspora Jawa yang besar. Sehingga membuka jalan bagi musik campursari untuk menembus pasar.
Saat tampil di Belanda 1993, dia terharu melihat para penggemar menghafal lirik lagunya. Dia melanjutkan untuk merilis sepuluh album lagi di Belanda dan Suriname.
Dalam beberapa tahun terakhir, musik campursari Kempot mengalami kebangkitan popularitas di kalangan generasi muda. Lagu-lagunya menyentuh hati bagi orang romantis yang putus asa.
Jalan, baca dan makan