
Judul Buku : Rahasia Penulis: Bukan Sekadar Tips Menulis
Penulis : Gol A Gong
Penerbit : Beranda Kelompok Intrans Publishing
Ukuran Buku : 15,5 x 23
Ketebalan : xvi + 228 hlm
ISBN : 978-602-53281-5-2
Harga P. Jawa : Rp81.000
Terakota.id – Pernahkah kita bertanya, mengapa dalam proses pendidikan tidak terlepas dari aktivitas menulis ? Sedari pendidikan tingkat dasar kita belajar menulis ejaan huruf, tingkat lanjut menulis esai saat ujian dan bahkan pada tingkat pendidikan tinggi membuat penelitian yang luarannya adalah laporan. Tampak aktivitas menulis ditempatkan pada tataran sangat penting dalam proses pendidikan demi menghasilkan manusia cerdas dan beradab. Tidak lain karena ada segudang manfaat menulis, seperti dapat meningkatkan daya ingat, menata pelajaran, ide, dan pengalaman. Sebagai ekspresi hati dan pikiran dan tentu saja mengabadikan ilmu pengetahuan (transfer knowlwdge) agar dapat dipelajari kembali baik oleh siapapun di masa mendatang.
Jika kita membaca sejarah manusia dalam perkembangan peradabannya, memang tidak pernah lepas dari dunia tulis-menulis (aksara). Kemajuan aksara suatu wilayah beriringan dengan kemajuan peradabannya, sebagaimana peradaban di Mesir Kuno dengan bangunan Piramida dan Sphinx yang terkenal, Cina Kuno dengan peradaban Lembah Kuning pada masa Dinasti Han, Mesopotamia di dekat sugai besar yakni Euprhat dan Tigris mengmbangkan sektor agraris, Yunani Kuno dikenal pengembangan ilmu pengetahuan modern seperti menciptakan olimpiade kuno, konsep demokrasi dan senat; dan masih banyak perdaban lainnya. Tradisi aksara yang kuat dan termasyhur di daerah tersebut sejalan dengan mantapnya kecerdasan manusia pada zaman itu.
Demikian halnya dalam silang sejarah Indonesia terekam perkembangan aksara dari masa ke masa turut menyokong. Pada zaman kerajaan-kerajaan nusantara mulai dikenal huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta yang digunakan sebagai media komunikasi (konvensional) dan penyembahan. Masa perjuangan kemerdekaan oleh para Pejuang membekali diri dengan membaca buku dan menulis sebagai media media mengkritik Kolonial Belanda dan menebar optimisme perjuangan kemerdaan kepada segenap rakyat Indonesia. Kemudian diringkas hingga era reformasi, lekat dengan peningkatan kualitas literasi bangsa sebagai syarat utama kemajuan dan kesejahteraan. Kini, kita masih terus berjuang meningkatkan kualitas dan pemerataan literasi di Indonesia.
Walau perkembangan literasi pesat melaju tidak sebatas membaca dan menulis, melainkan juga dikenal istilah literasi numerasi, literasi digital, literasi finansial, literasi sains, literasi budaya, dan lainnya. Akan tetapi, tetap saja literasi baca-tulis tidak tergantikan sebagai literasi dasar atau pondasi menuju penguasaan literasi lainnya. Karenanya upaya memantapkan literasi baca-tulis merupakan langkah awal yang penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kampanye literasi –khususnya baca-tulis—perlu giat dilakukan tanpa henti.
Salah satu pegiat literasi yang konsisten mengerjakan visinya yakni Herri Hendrayana Harris atau akrab disapa “Gol A Gong”. Dia merupakan sastrawan Indonesia yang sejak muda memiliki mimpi menjadi penulis. Membaca kisahnya hingga menjadi penulis pemilik nama pena penuh makna “Gol A Gong”, sungguh mengagumkan. Benar bahwa impian yang dikerjakan dengan tekun akan disertai Tuhan; membuahkan hasil terbaik. Itulah iman yang tersirat dalam salah satu buku Gol A Gong, berjudul “Rahasia Penulis: Bukan Sekadar Tips Menulis”.
Selang beberapa hari setelah membaca sepintas bukunya, saya meyaksikan Herri Hendrayana Harris dikukuhkan sebagai Duta Baca Indonesia periode 2021-2026, menggantikan Najwa Shihab. Semakin saya terkagum dan merenungkan uraian kata-kata yang dituliskan dalam bukunya itu, kini, terwujud. Ringkasnya termuat dalam frasa “Gol A Gong” atau di antara “Gol” dan “Gong” ada A; Gol artinya tujuan yang tercapai, sementara A adalah kependekan dari Allah, dan Gong merupakan simbol gaungan. Jika dirangkai menjadi “dalam mencapai tujuan harus dijembatani oleh Allah hingga melahirkan karya menggema. Nama pena yang indah tersebut baginya merupakan doa sekaligus pegangan menjalani profesi sebagai penulis.
Pegiat literasi berlengan satu ini menulis novel pertamanya berjudul “Balada Si Roy” yang terbit di Majalah HAI pada tahun 1988. Sejak saat itu, ia semakin aktif menulis, terlebih saat diberi kesempatan menjadi Wartawan Gramedia. Keputusannya menjadi penulis diikuti ketekunan menulis telah menjadikannya penulis produktif yang menghasilkan banyak karya yang menginspirasi banyak orang –khususnya penulis pemula. Rumah Dunia merupakan komunitas literasi yang ia dirikan di Serang Banten. Konsistensinya tampak setelah tiga dekade Gol A Gong menjalankan gerakan literasi; sudah menghasilkan banyak penulis dan seniman. Tidak heran, kini, ia didapuk sebagai Duta Baca Indonesia; memang benar Gol A Gong.
Buku teranyarnya, “Rahasia Penulis”, diterbitkan pada tahun 2019 di Intrans Publishing Malang. Untuk membaca lengkap kisah Gol A Gong berikut dengan rahasia-rahasia kepenulisan yang selama ini sudah teruji diterapkan, saya sarankan membaca karya ini. Khususnya bagi anda yang penasaran dan tertarik dengan dunia kepenulisan, akan tetapi tidak cukup yakin melakukannya atau bingung memulai. Anda perlu membedah buku ini untuk memperoleh inspirasi sekaligus meyakinkan anda menjadi penulis. Melalui tulisannya, Gol A Gong menyentuh hati para pembaca agar memaknai betul pentingnya berliterasi, khususnya mengembangkan budaya menulis.

Mahasiswa dan pegiat antikorupsi Malang Corruption Watch