
Terakota.id––Goethe-Institut Indonesien kembali menggelar German Cinema pada 17-26 Desember 2021. Sebuah festival film tahunan Jerman yang memasuki edisi kedelapan, sejak 2012. Kali ini sepenuhnya berlangsung secara daring dengan menayangkan delapan film Jerman sebagai video on demand.
Biasanya German Cinema berlangsung di bioskop komersial di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Makassar. Namun tahun ini, German Cinema dilangsungkan secara eksklusif di platform Goethe-On-Demand. Harapan bisa menjangkau lebih banyak penonton di tanah air.
Semua film tersedia takarir atau subtitle bahasa Inggris atau Indonesia. Bisa ditonton secara gratis melalui tautan gercin21.goetheon-demand.de. Tema tahun ini bermain-main dengan asal-usul kata “daring” dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Popularitas istilah “daring” di Indonesia melesat dan dipercepat saat pandemi.
Dalam bahasa Indonesia “daring“ adalah penggabungan dari dua kata, “dalam” dan “jaringan”, yang berarti “online”. Sementara itu, “daring” dalam bahasa Inggris berarti sesuatu yang berani dalam tindakan atau pemikiran.
Berikut kedelapan film yang akan diputar dalam German Cinema 2021 Terdiri atas tiga film dokumenter dan lima film cerita. Film yang diputar pada 17-21 Desember 2021 meliputi Paris kein Tag ohne dich (2020) karya Ulrike Schaz, Amelie rennt (2017) karya Tobias Wiemann (dengan takarir bahasa Indonesia), Atlas (2019) karya David Nawrath, Unter Schnee (2011) karya Ulrike Ottinger.
Sedangkan diputar 22-26 Desember 2021 yakni Die Goldfische (2019) karya Alireza Golafshan, Becoming Black (2019) karya Ines Johnson-Spain, Der Junge muss an die frische Luft (2018) karya Caroline Link (dengan takarir bahasa Indonesia), Grüße aus Fukushima (2016) karya Doris Dörrie.
Sedangkan film dokumenter meliputi Paris kein Tag ohne dich (2020) disutradarai Ulrike Schaz, Unter Schnee (2011) karya sutradara Ulrike Ottinger, dan Becoming Black (2019) karya Ines Johnson-Spain.
“Kami bangga dapat menghadirkan ketiga sutradara perempuan Jerman. Masing-masing dengan prestasi yang mencengangkan dalam cabang seni lainnya, termasuk fotografi dan seni pertunjukan,” kata Kepala Bagian Program Budaya Goethe-Institut Indonesien, Ingo Schöningh.
Ketiga film dokumenter ini membahas beberapa topik paling mendesak masa kini yakni sejarah pribadi yang tertanam menjadi bagian masyarakat, perubahan iklim, dan sejarah sebagai proses yang tidak hanya melibatkan politisi yang berkantor di istana. Namun juga sebagai individu dengan perasaan dan aspirasi kita sendiri.
German Cinema 2021, katanya, hadir untuk meyakinkan penonton tentang keragaman isi melalui seleksi lima film cerita. Bagi penonton muda di Indonesia, German Cinema memutar film Amelie rennt (2017) dan Der Junge muss an die frische Luft (2018) dengan takarir bahasa Indonesia.
Keduanya adalah cerita yang mengharukan tentang makna keluarga dan pentingnya membangun kepercayaan dengan anggota masyarakat lainnya sejak usia dini. Di mana dan dalam kondisi apa pun kita hidup. Grüße aus Fukushima (2016) karya Doris Dörrie adalah film yang pengambilan gambarnya sepenuhnya dilakukan di Jepang dalam warna hitam dan putih yang menakjubkan. Film ini menggambarkan pertemuan dua wanita, Mary dari Jerman dan Satomi, Geisha terakhir Fukushima.
Tampaknya tidak ada apa pun di dunia ini yang dapat menyatukan mereka. Tetapi keduanya menderita. Masing-masing dengan caranya sendiri, karena kisah masa lalu yang belum selesai. Sementara itu, Atlas (2019) menggabungkan isu gentrifikasi dan inisiatif warga sipil dengan hubungan ayah-anak. Film ini adalah satu pengingat tentang salah satu hak kita yang sangat berharga yaitu hak untuk membangun dan memelihara rumah kita di kota.
Sedangkan Die Goldfische (2019) membawa penonton mengikuti perjalanan menegangkan dari Jerman ke Swiss bersama geng Goldfische. Hati-hati, mereka memiliki sesuatu di dalam van, yang dengan lihai mereka sembunyikan dan samarkan sebagai bagian dari disabilitas tubuh mereka. Satu petualangan istimewa yang layak dicoba, film yang sangat menyenangkan untuk menyambut liburan.

Jalan, baca dan makan