
Terakota.id–Sepanjang 2017, separuh populasi penduduk Indonesia atau sekitar 143 juta orang telah terhubung dengan internet. Laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ( APJII) menyebutkan mayoritas mengakses internet untuk berkomunikasi, transaksi dan games.
Sebanyak 57,70 persen berasal dari Jawa, selebihnya tersebar di Sumatera 19,09 persen, Kalimantan 7,97 persen, Sulawesi 6,73 persen, Bali-Nusa 5,63 persen, dan Maluku-Papua 2,49 persen. Infrastruktur yang semakin baik dan akses internet luas sehingga masyarakat yang menggunakan internet semakin merata.
Sedangkan kelompok usia produktif mulai 19-34 menjadi kelompok yang paling banyak mengakses internet. Jumlah kelompok usia produktif sekitar 49 persen dari total pengguna internet. Kelompok ini lebih banyak mengakses media sosial, mulai facebook hingga youtube. Sedangkan 29 persen pengguna internet berusia 35 hingga 54 tahun.
Pemilik akun di media sosial kadang tak menyadari jika data pribadi bisa diretas dan diambil secara ilegal. Tak banyak yang berusaha melindungi data pribadi. Sehingga data pribadi bisa dimanafaatkan pihak lain termasuk digunakan untuk kejahatan. Apalagi, Facebook juga mengakui adanya kebocoran data pemilik akun kepada pihak ketiga.
Meski akrab dengan media sosial, tak banyak yang memanfaatkan media sosial secara bijak dan bermanfaat untuk kepentingan publik. “Ada yang tak sadar ikut menyebarkan informasi bohong atau hoaks. Sehingga menimbulkan keresahan hingga mengancam konflik di dunia nyata,” kata Trainer Google News Lab yang juga Koordinator AJI Indonesia III, Ika Ningtyas kepada Terakota.id.
Semakin cepat akses internet, ternyata tak dimanfaatkan secara maksimal untuk mendapat informasi dan memproduksi informasi yang bermanfaat untuk publik. Padahal masyarakat telah memakai gawai atau gadget yang bisa memproduksi teks, foto dan video untuk berbagi informasi.
Sehingga dibutuhkan literasi digital sejak dini. Melibatkan para pihak agar masyarakat melek terhadap dampak perubahan secara digital dalam revolusi industri keempat ini. Tak hanya menimbulkan dampak postif, juga mengikuti beragam dampak negatif yang harus dihindari. Berinternet sehat menjadi kunci untuk mengubah perilaku dan bergaul di dunia maya.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang bekerjasama dengan Terakota.id menggelar sarasehan “Gerakan Literasi Digital: Internet Sehat dan Bermakna.” Mengundang kelompok masyarakat sipil, komunitas jaringan kampung, warganet, pegiat komunikasi, jurnalis dan pegiat media sosial untuk melakukan gerakan bersama literasi digital.
Termasuk menggerakkan kelompok masyarakat untuk berinternet sehat dan membangun iklim dan ekosistem jurnalisme warga yang sehat. Terakota juga menyediakan rubrik terasiana yang memungkinkan pelaku seni, pegiat sosial, akademikus dan pegiat wisata untuk berbagi artikel dan reportase mengenai seni, budaya, sejarah dan wisata.
Media daring ini juga menyediakan dalam berbagai platform mulai teks, foto hingga video. Sarasehan dilaksanakan Wisma Kalimetro, Jalan Joyosuko Metro Nomor 42, Merjosari, Kota Malang pada Sabtu, 24 Maret 2018 pukul 13.00 WIB-selesai.
Menghadirkan narasumber dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang, Koordinator Wilayah AJI Indonesia (Trainer Google News Lab), Ika Ningtyas, relawan SAFENet, Imam Abu Hanifa dan Pemimpin Redaksi Terakota.id, Eko Widianto.
Sarasehan ini juga dimeriahkan atraksi seni, salah satunya pementasan wayang Puspa Sarira oleh Samsul Subakri alias Mbah Kardjo. Serta peluncuran buku berjudul merawat tradisi dan kearifan lokal. Sebuah buku kumpulan reportase jurnalis Terakota.id selama setahun.

Merawat Tradisi Menebar Inspirasi