
Reporter : Agnia Addini
Terakota.id–Sejumlah desa di Kabupaten Malang bergeliat, terutama aktivitas seni dan budaya. Seperti Desa Karangkates Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Saban tahun digelar Festival Budahaya Gendang Purnama Ganesha di lapangan Karangkates, Selasa 7 Agustus 2018. Mengangkat tema Garuda Yesha untuk mengangkat jiwa nasionalisme.
Sejumlah seniman dan budayawan hadir dalam sarahasehan. Antara lain Yongki Irawan dari Kampung Padepokan Janti, arkeolog Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono, penggagas Kampung Budaya Polowijen Isa Wahyudi alias Ki Demang, pegiat gubuk baca gang tato Jabung Fahrul Alamsyah, Redy Eko Prastyo dari Jaringan Kampung Nusantara, seniman asal Desa Kalisongo Priyo Sunandar dan seniman asal Blitar Ki Marto Timur dan Ki Amang Pranusudibyo.
Dwi Cahyono menjelaskan jika sejumlah desa memiliki nilai sejarah tinggi. Sehingga sejarah, seni dan tradisi harus dipertahankan. Apalagi setelah dikeluarkan Undang-Undang Desa pemerintah desa memiliki kewenangan dan tanggungjawab besar untuk melestarikan seni dan budaya.
“Karangkates memiliki keistimewaan karena ada arca Ganesha di sini,” katanya. Arca Ganesha dalam posisi berdiri, sedangkan sebagian besar arca Ganesha biasa duduk seperti bayi. Sehingga arca Ganesha berdiri ini tergolong langka. Archa ini, katanya, awalnya berada di tempuran atau pertemuan Sungai Kanjuruhan dan Sungai Brantas.
Kini, arca berada di belakang kompleks wisma Jasa Tirta. Arca diangkat ke atas kemungkinan demi keamanan. Namun, tak ada alasan pasti pemindahan arca dan kapan waktu pemindahan. Kemungkinan dipindahkan zaman kolonial Belanda.
Arca diperkirakan dibuat saat masa Hindu, arca ditempatkan di tempuran lantaran umat Hindu mempercayai daerah tempuran merupakan daerah bahaya. Sehingga dibangun arca untuk menetralisir atau menghadang marabahaya.

Ganesha dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan. Kedua tangan Ganesha memegang mangkuk dari tempurung kepala manusia yang dibelah. Belalai melengkung ke mangkuk di tangan sebelah kiri. Menandakan jika Ganesha haus ilmu pengetahuan. Sehingga Intitut Teknologi Bandung (ITB) menggunakan lambag Ganesha.
Selain itu, secar geografis Karangkates berada di daerah bagian barat. Sehingga secara budaya berkembang budaya transisi antara budaya arek dengan budaya mataraman, Sehingga ada akulturasi dan perkembangan budaya di Karangkates.
Sedangkan Ki Demang menilai Karangkates memiliki kemajuan dalam bidang seni pertunjukan yang bisa memantik perkembangan ekonomi kreatif. Seni pertunjukan bakal menggerakkan perekonomian di sekitar Karangkates. “Seni dan kebudayaan bisa dikembangkan juga untuk menarik wisata,” ujarnya.
Seperti yang dilakukannya dalam mengelola Kampung Budaya Polowijen. Sektor pariwisata berbasis kebudayaan, katanya, tidak ada habisnya. “Kampungku adalah lumbung ideku, Karangkates harus menjadi promotor bagi kampung lain untuk mengembangkan seni dan budaya.”
Mbah Priyo menyampaikan perkembangan agama Islam yang bertautan dengan nilai budaya. Sehingga kini dikenal dengan Islam Nusantara. Yakni agama Islam yang berakhlak dan tak meninggalkan adat istiadat Nusantara.
“Dalam bahasa jawa dikenal ngestigondo (melakukan kegiatan adat istiadat ),” kata Mbah Priyo. Yakni umat Islam yang mengerti dan melestarikan seni dan budaya di Nusantara.

Merawat Tradisi Menebar Inspirasi
[…] Sejumlah desa di Kabupaten Malang bergeliat, terutama aktivitas seni dan budaya. Seperti Desa Karangkates Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Saban tahun digelar Festival Budahaya Gendang Purnama Ganesha di lapangan Karangkates, Selasa 7 Agustus 2018. Mengangkat tema Garuda Yesha untuk mengangkat jiwa nasionalisme. […]
[…] Sejumlah desa di Kabupaten Malang bergeliat, terutama aktivitas seni dan budaya. Seperti Desa Karangkates Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Saban tahun digelar Festival Budahaya Gendang Purnama Ganesha di lapangan Karangkates, Selasa 7 Agustus 2018. Mengangkat tema Garuda Yesha untuk mengangkat jiwa nasionalisme. […]