Iklan terakota

Terakota.id–Festival Dawai Nusantara (FDN) kembali hadir di Kota Malang. Festival rutin saban tahun, kali ini memasuki tahun ke empat. Dilangsungkan di Jalan Simpang Balapan Kota Malang, 28 Juli 2018. Bertema “Harmoni dalam Keberbedaan.”

“Keragaman terhampar di Nusantara. Festival ajang memadukan perbedaan menjadi bangsa bermartabat di mata dunia,” kata penggagas FDN, Redy Eko Prastyo dalam siaran pers yang diterima Terakota.id.

Dawai, kata Redy, sebagai media yang secara simbolik merupakan instrumentasi berbasis senar, dan kawat. Dimainkan dengan cara petik ,gesek dan pukul. Indonesia memiliki beragam bentuk instrument. Berbeda tetapi berakar dari sumber kearifan lokal Nusantara.

“Ini merupakan gambaran keragaman budaya kita yaitu Nusantara.”

Redy berharap gelaran tahun ke empat Festival Dawai Nusantara menempatkan Kota Malang sebagai episentrum khasanah Bebunyian nusantara yang berbasis dawai. Sekaligus sebagai ruang  penguatan entitas terutama pada generasi muda Indonesia.

Kekayaan ragam dawai merupakan modal utama bangsa Indonesia, yang secara topografi hidup dalam dua musim. Selalu menikmati energi atau sinar matahari setiap hari. Bandingkan dengan Negara empat musim, yang mana harus terus bertahan untuk hidup.

“Sehingga mereka disibukkan bagaimana harus bertahan hidup,” katanya. Sedangkan di Nusantara secara emosional, alam, dan budaya memiliki perilaku berkesenian sebagai wujud syukur.  Termasuk menggunakan instrumen dawai. Masyarakat memainkan sebagai persembahan sujud syukur atas khasanah hidup dan alam nusantara yang melimpah.

Dawai, katanya, merupakan instrumen yang bersifat personal. Lantaran dasarnya merupakan media meresonansikan sebuah harmoni bunyi yang selaras dengan denyut nadi spiritual manusia di Nusantara.

“Kebudayaan merupakan urat nadi utama bangsa ini. Sehingga harus diapresiasi dengan indah. Salah satunya melalui festival.”

FDN#4 diikuti 12 delegasi terdiri dari kelompok dan personal. Meliputi delegasi dari Riau (RIAU Rhytm), Yogyakarta (Argo), Purwokerto (Nareswara), Bali (the Ubudians), Sidoarjo (Joko Porong and friends), Situbondo (Ali Gardy), Amerika (Debu Nusantara), Malang (Aziz n Friends), Medan (Irwansyah Harahap & Swara Sama), NTT (Nusa Tuak featuring Ganzer Sasandois), MMB Malang (Dodi Ide).

Kali ini panitia mendesain panggung dengan memaduan teknologi video mapping. Lokasi pagelaran di ruang terbuka Jalan Simpang Balapan Kota Malang akan didesain menarik dan atraktif.

Festival dibuka sejak pagi pukul 9.00 WIB sampai 13.00 WIB dibuka dengan pasar usaha mikro kecil dan menengah Kota Malang. Menyajikan aneka produk kerajinan yang menarik dari Malang. Serta dilanjutkan workshop kuliner atau memasak masakan tradisional. Juga ada workshop instrument dan bincang instrumen berbasis dawai .

Festival Dawai Nusantara ini diselenggarakan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Yuk datang, nikmati, dan apresiasi setiap dentingan dawai yang dibunyikan para pegiat dawai dari seluruh Nusantara.