Erupsi, Pendakian Gunung Semeru Ditutup Total

Guguran lava pijar Gunung Semeru 29 November 2020 dipantau dari Lumajang. Foto : @Rizal06691023
Iklan terakota

Terakota.id—Pendakian Gunung Semeru ditutup sementara, menyusul guguran lava pijar dari kawah Jonggring Saloka. Pendakian ditutup total sejak hari ini, 30 November 2020 sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sejak dibuka mulai 1 Oktober 2020, setelah aktivitas vulkanis Gunung Semeru menurun sejak meningkat sepanjang 2020.

“Mengutamakan keselamatan jiwa pendaki,” tulis Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS), Agus Budi Santoso, dalam pengumuman yang dikeluarkan BBTNBTS, Ahad 29 November 2020.

Penutupan jalur pendakian, tulis Agus, berdasar rekomendasi Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi. Setelah mempertimbangkan aktivitas Gunung Semeru berdasar laporan pengamatan di Pos Gunung Api (PGA) di Gunung Sawur, Lumajang. Sejak 28 November teramati aktivitas letusan dan guguran lava pijar teramati tiga kali.

Ketinggian asap mencapai 100 meter berwarna putih tebal, mengarah ke barat daya. Guguran lava pijar teramati 13 kali dengan jarak luncur sekitar 500 meter sampai 1000 meter dari ujung lidah lava ke arah Besuk Kobokan atau sekitar 500 meter dari kawah. Amplitudo terekam 12 milimeter dengan lama gempa 1994 detik.

Berdasar laporan kebencanaan geologi yang dikeluarkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 27 November 2020 menyebut Gunung Semeru 3.676 meter di atas permukaan laut (m.dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi ekplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara. Serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.

Tingkat aktivitas Level II atau Waspada.  Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.  Suhu udara sekitar 21 sampai 28 derajat celsius. Rekaman seismograf pada 26 November 2020 tercatat dua kali gempa guguran, tiga  kali gempa hembusan, satu  kali gempa vulkanik dangkal dan satu kali gempa tektonik jauh.

Sedangkan pada 28 November 2020 rekaman seismograf tercatat tujuh kali gempa letusan/erupsi, 41 kali gempa guguran, 10 kali gempa hembusan dan dua kali gempa tektonik jauh. Teramati asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50 meter dari puncak.  Erupsi ekplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.

Untuk itu, direkomendasikan kepada masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius satu kilometer dan wilayah sejauh 4 kilometer di lereng selatan-tenggara kawah. Lantaran daerah tersebut merupakan wilayah bukaan kawah sebagai alur luncuran awan panas. Serta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko.

Aktivitas guguran lava pijar ini juga disampaikan pemilik akun twitter Rizal dari Lumajang 29 November 2020. Teramati lava pijar meluncur dari kawah Jonggring Saloka.