MALANG (Terakota.id) – Berwisata bareng keluarga? Belajar sambil bermain? Yuk berkeliling Kota Malang. Memang, Kota Malang tak memiliki obyek wisata alam seperti air terjun, pantai dan sejenisnya. Tapi ada belasan sarana rekreasi yang murah, meriah dan berkesan. Menjadi jujugan untuk bermain sekaligus menjadi sarana edukasi.
Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, ada 17 obyek daya tarik wisatawan (ODTW). Setiap tahun, tempat ini menyedot minat jutaan wisatawan, mereka datang berkunjung. Tak sekedar transit untuk meneruskan berwisata ke sejumlah obyek wisata di Kabupaten Malang maupun Kota Malang.
ODTW itu antara lain, Museum Brawijaya, Museum Malang Tempo Doeloe, Museum Mpu Purwa, Taman Rekreasi Tlogomas, Taman Rekreasi Kota (Tareko), Taman Rekreasi Playground, Taman Merjosari, Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Merbabu, Taman Kunang – Kunang, Perpustakaan Kota Malang, Lapangan Golf Araya, Wisata Belanja Tugu, Kampung Tempe Sanan, Kampung Keramik Dinoyo, Malang City Tour (Macito) dan Alun – alun Kota Malang.
Sepanjang 2015, total jumlah wisatawan mencapai 3.298.692 orang yang terdiri dari 8.625 wisatawan mancanegara (wisman) dan 3.290.067 wisatawan nusantara (wisnu). Di antara belasan obyek wisata, empat di antaranya menjadi favorit wisatawan lantaran paling tinggi jumlah pengunjungnya.
Ini dia ODTW terfavorit di Kota Malang:
Malang City Tour (Macito)
Macito bukanlah sebuah taman atau tempat rekreasi, Macito adalah bus wisata milik Pemkot Malang. Sejak beroperasi setahun lalu, ada dua unit bus Macito. Bus tingkat dengan dominasi warna hijau ini didesain unik, bergaya vintage. Khusus disediakan bagi wisatawan untuk berkeliling Kota menikmati pemandangan kota dan udara dingin Malang.
Wisatawan bisa naik dengan cuma-cuma alias gratis, beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00–12.00 WIB. Saban hari Macito melalui rute dari depan Balai Kota Malang – Alun-Alun Merdeka – Jalan Kawi – Jalan Ijen – putar balik ke Simpang Balapan – kembali ke Balai Kota.
Sejak kali pertama beroperasi, jumlah penumpang mencapai 1.217 wisman dan 19.594 wisnu. Selama periode Januari – April 2016 ada 296 wisman dan 5.324 wisnu yang menikmati berkeliling Kota Malang menumpang Macito.
Kampung Tempe Sanan
Kampung Tempe Sanan atau dikenal juga sebagai Sentra Industri Tempe Sanan merupakan tempat berbelanja oleh – oleh khas Malang, apalagi kalau bukan keripik tempe. Sanan awalnya dikenal sebagai pusat produksi tempe sejak 1980-an.
Awal 2000-an, perajin tempe berinovasi membuat olahan berupa keripik tempe. Hadir pula keripik tempe aneka rasa untuk memenuhi permintaan wisatawan. Sampai saat ini, ada 100 perajin keripik tempe di sana.
Pengunjung juga bisa melihat langsung proses mengolah keripik tempe. Berkeliling menyapa para perajin, mencicipi keripik tempe dan membawa pulang kudapan renyah nan gurih ini.
Pembeli bakal membludak memenuhi etalase toko penjual keripik tempe saat libur sekolah. Pada 2015, jumlah kunjungan wisnu mencapai 1.593.707 orang dan 1.581 wisman. Januari hingga April 2016 tercatat telah ada 1.139 wisman dan 448.454 wisnu mendatangi tempat ini.
Kampung Keramik Dinoyo
Bagi pecinta keramik produk dalam negeri tak boleh melewatkan Kampung Keramik Dinoyo, Kota Malang. Kampung ini merupakan salah satu sentra kerajinan keramik terbaik di Indonesia. Keramik yang diproduksi tak kalah dengan keramik buatan negeri tirai bambu.
Di kampung ini ada enam rumah perajin dan puluhan gerai keramik yang tersebar di RT 1, 2, 3 dan 6 RW 3 Kelurahan Dinoyo Kota Malang. Pengunjung bisa bertransaksi langsung serta memesan desain keramik sesuai selera. Baik itu untuk cinderamata pernikahan, aroma terapi, dekorasi ruangan dan lainnya dengan harga relatif terjangkau.
Pengunjung bisa melongok proses pembuatan dan mewarnai keramik, proses produksi dimulai sejak pagi. Jadi pengunjung harus datang pagi hari. Sepanjang 2015 Kampung Keramik Dinoyo dikunjungi 2.767 wisman dan 724.003 wisnu. Awal 2016 telah ada kunjungan 1.031 wisman dan 184.141 wisnu.
Alun–Alun Kota Malang
Alun–Alun Merdeka Kota Malang merupakan salah satu cagar budaya di Kota Malang. Didirikan pada zaman kolonial Belanda sekitar 1882. Sebagai salah satu ruang publik, taman kota ini mengalami perubahan bentuk dari tahun ke tahun. Revitalisasi besar – besar di awal 2015 telah mengubah wajah Alun – alun secara keseluruhan.
Penampilan Alun-Alun Merdeka sekarang lebih modern dengan dilengkapi berbagai fasilitas umum. Seperti landasan skate board, air mancur menari, photobooth untuk swafoto atau selfie, taman bermain atau play ground dan lain sebagainya.
Wajah baru Alun-Alun diresmikan untuk pengunjung mulai Juni 2015. Sejak itu pula, salah satu ruang terbuka hijau di Kota Malang ini menjadi tempat yang paling banyak dijujugi oleh wisatawan. Tahun lalu tercatat 1.155 wisman dan 100.538 wisnu berkunjung. Pada awal 2016 sudah ada sebanyak 572 wisman dan 60.237 wisnu.(z)
Redaktur Pelaksana