Ekspedisi JawaDwipa sebuah Riset Mitigasi Bencana Dimulai

Iklan terakota

Terakota.ID-Skala Indonesia bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lembaga Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesiapsiagaan Bencana (Siap Siaga) melangsungkan Ekspedisi JawaDwipa ke wilayah Jawa Timur. Ekspedisi ini merupakan bagian riset lanjutan mitigasi bencana. Sebelumnya dilangsungkan ekspedisi di Palu, Sulawesi Tengah dan sebagian wilayah di Provinsi Banten.

“Ekspedisi ini sangat penting, karena literasi tentang sejarah bencana di Indonesia itu tersebar di berbagai wilayah baik dalam bentuk tradisi lisan maupun tertulis, melalui naskah-naskah kuno,” kata Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko BNPB, Udrekh, Senin, 14 November 2022 dalam siaran pers yang diterima Terakota.

Namun, masih sangat sedikit informasi tentang sejarah bencana di Indonesia. Sehingga dibutuhkan penelusuran tradisi lisan dan tradisi tulis melalui berbagai naskah kuno yang ada. Indonesia, sebagai negara yang secara geologis berada di wilayah ring of fire yang rawan bencana.

Sedangkan Indonesia belum memaksimalkan daya ingat kolektif dan pengetahuan lokal sebagai salah satu bentuk untuk upaya pegurangan risiko bencana. Pengetahuan tak tertulis menjadi kearifan lokal masyarakat, berupa legenda, cerita mulut ke mulut, syair lokal, tembang atau kidung.

Hasil Ekspedisi akan menjadi temuan yang bisa dipublikasikan, sekaligus menjadi rujukan untuk menyusun berbagai bahan ajar kepada masyarakat seara umum. Penanggung Jawab Tim Ekspedisi JawaDwipa Segmen Jawa Timur, Trinirmala Ningrum menjelaskan penelitian untuk membangkitkan pengetahuan kearifan lokal masyarakat. Mengenai kesadaran untuk mitigasi bencana yang banyak terekam.

Bahkan terpendam selama berabad-abad lamanya. Di samping penggalian kembali nilai sejarah, bencana masa lalu juga bersumber dari ingatan kolektif masyarakat, artefak dan naskah-naskah kuno. Jawa Timur menjadi perjalanan awal, berdasarkan catatan sejarah Jawa Timur juga pernah mengalami bencana gempa, tsunami di kawasan pesisir Selatan Jawa Timur.

Jawa Timur memiliki nilai kearifan lokal yang juga dianut masyarakat setempat. Sebagai upaya memitigasi bencana yang sudah diterapkan secara turun-temurun. Hasil penelitian ini akan menjadi rekomendasi bagi pemerintah setempat. “Sebagai rujukan untuk membangun kesadaran atau mitigasi bencana masyarakat di wilayahnya, “ kata Udrekh.

Harus diakui, katanya, selama ini mitigasi menggunakan pendekatan berdasarkan teknologi yang berkembang. Namun, lupa bagaimana meningkatkan literasi kepada masyarakat. Terutama untuk usaha meminimalisasi jatuhnya korban jiwa akibat gempa dan tsunami.

Ekspedisi JawaDwipa Segmen Jawa Timur akan dijalankan oleh dua tim yang akan melakukan penelitian. Peneliti berjumlah 13 orang berlatar belakang aejarah, arkeologi, sosiologi, antropologi dan geologi. Tim peneliti akan melakukan risetnya di wilayah Selatan dan beberapa di bagian Utara Jawa Timur. Mulai Blitar, Malang, Banyuwangi, Pacitan.

Sementara wilayah Utara Jawa Timur dimulai dari Tuban menuju Mojokerto, Surabaya hingga Bondowoso. Riset akan dijalankan di sepanjang bulan November hingga Desember 2022. Sedangkan, hasil ekspedisi akan dituangkan dalam buku, artikel populer, video pendek dan film dokumenter.

Dilanjutkan dengan seri diskusi publik tentang pengetahuan dan ancaman bencana. “Hasil ekspedisi ini akan kami advokasikan pada pemerintah agar dijadikan pertimbangan dalam kebijakannya,” katanya.