Iwan Fals bak fotografer mengabadikan momen bersama Edi Daromi. (Foto : dokumen Edi Daromi).
Iklan terakota

Terakota.id—Kabar duka datang dari Elpamas. Keyboardist Elpamas, Chumaidi Daromi atau yang dikenal Edi Daromi meninggal di Jakarta. Kabar duka ini disampaikan Wahono Eko Putro akrab disapa Ook melalui grup Facebook Musik Malang Bersatu Indonesia (MMBI).

“Telah wafat saudaraku Edi Daromi , keyboardist Elpamas. Rabu, 30 Desember sekitar jam 22:00. Selamat jalan musisi hebat  Bahagialah kau di sana … Innalillahi wa innailahirojiun jenasah di makamkan di sukun Malang,” tulis Ook.

Rencana jenazah akan dimakamkan di taman pemakaman umum Sukun, Kota Malang. “Info pagi ini jenazah diterbangkn ke malang..jkt sby..dg pesawat ….terus ambulan ke sukun jl cendrawasih 16….jam pemakaman menyusul ..tggu kbr  dari jkt, kbrangkatan pesawat mtrswn,” tulis Ook di aplikasi perpesanan.

Mendiang Edi Daromi saat konser bersama iwan Fals. (Foto : dokumen Edi Daromi).

Manajer gitaris Toto Tewel, Wahyu Mikurason mengunggah perbincangan singkat Toto Tewel dengan Edi di kanal Youtube Wahyoutube. Berjudul Toto Tewel Edi Daromi – Sejarah Bertemu, pada 16 Oktober 2020. Video berdurasi 4 menit 50 detik itu mengisahkan awal Edi Daromi bergabung dengan Elpamas.

Edi bergabung dengan Elapamas diajak Toto Tewel pada 1985. Edi diajak bergabung untuk mengikuti Festival Log Zhelebour. “Sore datang ke rumah sambil membawa kaset latihan Elpamas. Kalau pantas diteruskan,” katanya.

Alhamdulillah, ujarnya, waktu itu Elpamas terpilih menjadi band terbaik. Sedangkan Toto menjadi gitaris terbaik. Belakangan, Toto dan Edi menjadi band pengiring Iwan Fals. Edi mengiringi Iwan Fals sejak 2004.

Latihan bersama band pengiring Iwan Fals saat latihan. (Foto : dokumen Edi Daromi).

Dari laman iwanfals.co.id, Edi  mengaku memiliki  pengalaman berkesan selama bermain bersama Iwan Fals.Selalu berkesan berkumpul dan bermain dengan Iwan Fals dan Band hehe…,” ujarnya.

Konser di Mentawai, menjadi pengalaman paling mengesankan. Lantaran menginap di pulau kecil yang ditempuh kurang lebih tiga jam perjalanan dari Padang. “Tempat Konsernya beda pulau, untuk kesana harus menyeberang dengan kapal motor kecil,” katanya.

Malam hari mereka melakukan sound check,  saat hendak balik ke penginapan turun hujan disertai angin. Sehingga rombongan tidak diijinkan menyeberang. Setelah dianggap aman dan mendapatkan ijin, mereka bisa melanjutkan perjalanan.

“Esoknya sebelum pertunjukan kami sempat bertemu dan menikmati tarian suku Mentawai dengan Tato-nya. Lengkap dengan semacam nyanyiannya. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar,” ujar Edi.