
Terakota.ID—Penyakit difteri mewabah di Kota Malang, kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebanyak dua kasus yang terjadi di wilayah Kecamatan Kedungkandang. terdiri atas seorang laki-laki berusia 8 tahun dan perempuan usia 5 tahun. Salah seorang diantaranya meninggal. Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif menjelaskan keduanya telah menjalani standar perawatan di rumah sakit.
“Untuk penanggulangan supaya tidak menyebar, dilakukan imunisasi difteri di 12 Kecamatan Kedungkandang. Sasaran anak usia 1-15 tahun,” katanya saat dihubungi jurnalis.
Outbreak Response Immunization (ORI) difteri dilangsungkan secara bertahap. Tujuannya menanggulangi KLB difteri. Diawali dengan imunisasi di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) disusul sekolah mulai TK/PAUD dan Sekolah Dasar yang berbarengan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Sasaran imunisasi sebanyak 11.094 anak usia 1-5 tahun. Umur 5-7 tahun, itu sebanyak 6.766, usia 7-15 tahun 25.994 anak. Sehingga total sasaran ORI difteri secara keseluruhan sebanyak 43.854 anak usia 1-15 tahun.
Difteri, katanya, disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae. Menyebabkan gangguan saluran pernafasan, terutama di tenggorokan. Menimbulkan selaput putih yang dikhawatirkan mengganggu saluran pernafasan. Bahkan bisa menutup saluran nafas dan bakteri bisa menyebar ke organ vital lain. “Terparah, menyebabkan kematian,” katanya.
Jika terjadi gangguan di organ yang terinfeksi, seperti jantung maka akan mengganggu otot jantung yang disebut Miokarditis. Gejala awal penderita difteri demam, nyeri di tenggorokan hingga mulut mengalami bercak putih. Sekarang, Dinas Kesehatan tengah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap 43.854 anak pasca imunisasi. Memastikan semua anak telah menjalani vaksinasi. Jika ada yang belum tervaksin, akan dilakukan kunjungan vaksinasi di rumah.
Sebanyak 809 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Model Kota Malang menjalanisasi vaksinasi. Proses vaksinasi dilakukan secara bergantian. Khusus siswa kelas kelas 1 selain mendapat vaksinasi difteri-tetanus juga vaksin campak-rubela. Sedangkan kelas 6 juga vaksin difteri-tetanus dan HPV (Human Papillomavirus).
“Sejak 3 Agustus dilakukan vaksin di Posyandu. Akhir Agustus beralih ke sekolah. Serentak se Kecamatan Kedungkandang,” kata koordinator program imunisasi Puskesmas Arjowinangun, Khusnul Khotimah.
Sedangkan di Kelurahan Arjowinangun, tidak ada kasus difteri. Vaksinasi difteri diperkirakan tuntas pertengahan September. ORI difteri berangsung selama tiga putaran. Putaran pertama Agustus-September 2023, putaran kedua Oktober-November 2023 dan putaran ketiga April 2024.

Jalan, baca dan makan