
Oleh : Nedi Putra AW*
Terakota.id–Tembang lawas Senja di Kaimana kembali populer setelah Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan istrinya, Iriana, menyambangi Taman Kota Senja di Kabupaten Kaimana, Papua Barat Minggu 27 Oktober 2019. Momen itu diunggah Presiden Jokowi di akun instagram jokowi, disertai penggalan lirik lagu tersebut.
Berikut keterangan yang ditulis Presiden Jokowi : “Kan ku ingat selalu, kan ku kenang selalu. Senja indah, senja di Kaimana. Potongan lirik lagu Senja di Kaimana itu benar-benar menggambarkan suasana hari ini di Kaimana, Papua Barat. Saya menyambangi Taman Kota Senja disambut ribuan warga. Sebagian mengajak saya menari seka, tarian adat masyarakat pesisir selatan Papua, daerah sekitar Timika, Kaimana dan Fakfak. Saat langit mulai memerah, kami ke tepi anjungan, duduk menghadap menghadap Laut Arafuru menyaksikan matahari perlahan terbenam. Sungguh senja yang indah di Kaimana.”
Lantas banyak yang penasaran dan mencari tahu tentang lagu itu di internet. Mereka menggunakan mesin pencari dan media sosial. Sebanyak 424 unggahan di instagram dengan #senjadikaimana.
Berikut sejumlah fakta tentang lagu Senja di Kaimana yang tidak banyak diketahui. Informasi ini diolah dari berbagai sumber.
Lagu ini dipopulerkan Alfian, diciptakan Surni Warkiman, seorang pengarang lagu seangkatan dengan Iskandar, Mochtar Embut, Sjafei Embut dan Sudharnoto di era 60-an. Surni Warkiman juga menciptakan sejumlah lagu legendaris, seperti Merindukan Amboina, Tak Kan Lari Gunung Dikejar, , Esok Malam Kan Kujelang, Daun Yang Gugur hingga Lumpur Bermutiara yang berirama seriosa.
Senja di Kaimana lahir dalam suasana perjuangan Trikora, sehingga menjadi penyemangat para pejuang Trikora saat bertugas merebut Irian Barat pada 1960-an.
Senja di Kaimana diciptakan pada 1962, namun baru direkam tiga tahun kemudian pada 1965. Surni Warkiman belum pernah berkunjung ke Kaimana. Inspirasi keindahan Kaimana diperoleh saat Surni menyaksikan kegiatan latihan militer di Lapangan Banteng dan Gunung Mas pada tahun 1962. Lantas ia kemas dalam sebuah lagu.

Hal senada juga terjadi pada lagu Merindukan Amboina yang sempat dinyanyikan Broery. Lagu ini mengisahkan kerinduan komandan KNIL akan tanah kelahirannya di Ambon. Sementara Surni sendiri belum pernah ke Ambon.
Bagi generasi 1970-an dan 1980-an, lagu Senja di Kaimana secara regular dinikmati pemirsa TVRI. Lantaran lagu ini muncul setiap pekan sebagai jingle atau instrumentalia untuk pembuka acara Pelajaran Bahasa Indonesia yang diasuh Yus Badudu.
Surni Warkiman mencipta lagu karena hobi semata, di sela pekerjaannya sebagai pegawai di Aneka Tambang.
Surni Warkiman merupakan anak ke-10 dari 12 bersaudara. Mendiang Surni berpulang pada 18 Agustus 2005 di usia 72 tahun. Saat ini kerabat terdekat Keni Widari, putri pertama dari ketiga putrinya, serta adik bungsunya, 81 tahun.
Suami Surni meninggal pada 1969, disusul putri bungsunya pada tahun yang sama. Sementara putri keduanya, Hesti, meninggal karena kecelakaan lalu lintas pada 1994.
*Sedang belajar memotret dan menulis

Merawat Tradisi Menebar Inspirasi
Selamat siang Penulis Yth, terimakasih atas tulisannya yg mengalir indah menuturkan kisah dibalik lagu.
Saya mau bertanya dimana sy bisa menghubungi keluarga alm Surni Wakirman?
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalam