
Terakota.id—Kreasi Sungai Putat (KSP) Sungai Putat, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat mengembangkan dan budidaya black soldier fly (BSF) atau Lalat tentara hitam. Selama dua tahun terakhir, komunitas ini fokus budidaya BSF dengan emanfaatan sisa pakai organik.
“Sebuah upaya mengatasi persoalan lingkungan dari sumbernya baik. Mulai rumah tangga, pasar dan tempat usaha,” ujar Ketua KSP, Syamhudi dalam siaran pers yang diterima Terakota.id, Selasa 23 Februari 2021.

Proses pengomposan dengan budidaya BSF lebih efektif, katanya, selain itu prosesnya lebih singkat. Larva BSF juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung budidaya ikan, peternakan unggas dan pertanian. “Mengubah polusi menjadi solusi untuk perbaikan lingkungan,” katanya.
Selain itu, juga bermanfaat untuk ketahanan pangan nasional. Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk mengembangkan budidaya BSF. BSF merupakan salah satu jenis lalat yang mirip tawon, berwarna hitam. Panjang maggot BSF sekitar 15-20 milimeter, merupakan fase larva. Siklus hidup BSF bermetamorfosa mulai dari telur, larva, prepupa, pupa dan bsf. Siklus hidup bsf singkat sekitar 40 sampai 44 hari.
Fase larva sebagai belatung atau maggot bsf, tumbuh dan berkembang dengan bahan organik. Seperti buah, sayur, dan bangkai binatang yang membusuk. Dalam keadaan utuh maggot berkadar protein sekitar 40 persen. Maggot BSF aman menjadi pakan ternak. Lantaran BSF bukan termasuk golongan lalat penyebar penyakit.
Mengenai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Syamsudi menilainya sebagai momentum untuk menjaga mengatasi masalah sampah dari sumbernya. Selain itu, juga memotivasi siapapun untuk melakukan mulai di lingkungan sekitar. “Caranya menebar aksi nyata,” kata Syamsudi.

Jalan, baca dan makan
keren banget! baca juga http://news.unair.ac.id/2021/09/17/penambahan-tepung-maggot-pada-pakan-komersial/