Berkah Mikrohidro, Air Mengalir Sampai Jauh

berkah-mikrohidro-air-mengalir-sampai-jauh
Limpahan air dari Sumber Maron dimanfaatkan sebagai objek wisata air. (Terakota/Eko Widianto).
Iklan terakota

Terakota.idPuluhan anak, remaja, dan orang dewasa bermain di sebuah kolam yang mengalir dari Sumber Maron, Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Gelak tawa berderai, ceria mereka bergembira bermain, dan berenang di hamparan air jernih. Lokasi kolam hanya selemparan batu dari rumah turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang dikelola Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Karangsuko.

Sebuah pipa mengalirkan air menuju turbin untuk menggerakkan generator hingga menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan digunakan memutar pompa air mengalir menuju permukiman penduduk.  Air dimanfaatkan masyarakat setempat untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebelumnya, sekitar 85 persen penduduk setempat  menggunakan air permukaan dari sungai setempat. Lantaran sumur puluhan meter tak mengeluarkan air. “Dulu sering terjadi konflik antar warga, antara air irigasi dengan air minum,” kata Ketua HIPPAM Karangsuko, Zainuddin.

Sedangkan untuk mengalirkan air dari Sumber Maron membutuhkan  pompa listrik berbiaya besar. Sejak 2005, HIPPAM menerima bantuan pemerintah melalui program sarana air bersih untuk keluarga miskin. Awalnya, program khusus mengaliri ratusan rumah tangga miskin. Pompa digerakkan dengan listrik yang dipasok dari PT PLN (Persero). “Saat itu setiap bulan harus membayar listrik Rp 11 juta,” ujarnya.

Lantas, pada 2009 dilakukan uji kelayakan untuk dibangun PLTMH. Demi menghemat biaya, mengurangi biaya listrik. Debit air yang keluar dari Sumber Maron saat musim kemarau sekitar 750 liter per detik.  Debit air cukup untuk menggerakkan turbin.

Bank Dunia memberikan hibah pinjam sebesar Rp 408 juta. HIPPAM Karangsuko menggandeng Universitas Muhammadiyah Malang membangun PLTMH. Dari analisis awal debit air saat kemarau panjang 759 liter per detik, bisa menghasilkan ribuan watt. UMM menurunkan ahli teknik sipil, teknik listrik dan turbin. Termasuk mengerjakan konstruksi bendungan air untuk kebutuhan memutar turbin.

Generator menghasilkan daya listrik sebesar 42 ribu watt. Untuk menggerakkan satu pompa yang besar, sedangkan dua pompa lainnya menggunakan listrik PLN. Pompa menaikkan air ke tandon air sepanjang 1.600 meter dengan ketinggian 76 meter.

berkah-mikrohidro-air-mengalir-sampai-jauh
Rumah turbin PLTMH Sumber Maron, yang dikelola HIPPAM Karangsuko, Pagelaran, Kabupaten Malang. (Terakota/Eko Widianto).

Air yang dibendung ternyata menarik minat wisatawan. Sehingga banyak pelancong yang datang menikmati keindahan alam, panorama sawah yang membentang dan kejernihan air. Sumber Maron, katanya, dikenal karena memiliki air bersih yang melimpah. Cukup digunakan memasok kebutuhan air minum warga sekitar. Selain itu, ternyata limpasan air juga bermanfaat untuk pembangkit litsrik. Juga berkembang menjadi objek wisata air di Kabupaten Malang.

Operasional mikrohidro disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Kerja turbin  diatur secara otomastis menyalakan mulai pukul 03.00 sampai 08.00, kemudian bersitirahat dan kembali menyala pukul 10.00-15.00 dan kembali bekerja 16.00-20.00. Setelah itu  turbin dan generator istirahat. Ada petugas berjaga 24 jam secara bergantian.

Beban listrik berkurang, pada 2009-2010 setiap bulan membayar listrik antara Rp 11 juta sampai Rp12 juta. Setelah ada pembangkit pada 2012, HIPPAM cukup membayar listrik Rp 4 juta per bulan. Sementara tagihan listrik pada 2020 sekitar Rp 22 juta tiap bulan. Jika tanpa menggunakan mikrohidro tagihan listrik diprediksi mencapai Rp 35 juta.

Perawatan Mudah dan Murah

Perawatan mudah, ringan dan terjangkau. Sedangkan setiap 200 jam dilakukan perawatan dengan melumasi sejumlah komponen. Utamanya membersihkan sampah di bendungan agar pasokan air stabil. “Pernah sebatang kayu masuk ke dalam turbin. Mematahkan baling-baling,” katanya.

Sejauh ini ada seorang teknisi yang bertugas memperbaiki generator dan turbin. Sedangkan setiap pekan generator juga diistirahatkan selama 10 menit, air dikuras dan dibersihkan. “Kadang ganti bearing.  Kalau satu komponen rusak bisa merembet ke komponen lain,” ujarnya.

Pelayanan dan jaringan air bersih terus berkembang hingga melayani warga di empat desa. Pelanggan bertambah semula 1.100 sambungan rumah tangga membengkak menjadi 2.380 sambungan.

Tarif diterapkan berbeda, khusus pelanggan rumah tangga desa Karangsuko per meter kubik ditetapkan tarif Rp 850, sedangkan pelanggan luar desa dibebani Rp 1000 per meter kubik. Pelanggan juga dibagi kelas meliputi sosial, rumah tangga dan bisnis. Dengan jaringa sistem perpipaan dan perpompaan HIPPAM Karangsuko memasok air minum ke pelanggan sekitar 100 liter per detik.

Desa Karangsuko memiliki tujuh sumber besar. Setelah uji laboratorium Sumber Maron memiliki kualitas air paling bagus dan layak minum. HIPPAM Karangsuko rutin menguji kualitas air setiap tiga bulan sekali.  Sampel air terdari atas air dari sumber, tandon dan jaringan rumah tangga. Kualitas air dijaga agar tak terkontaminasi dan layak minum.

berkah-mikrohidro-air-mengalir-sampai-jauh
Bak penenang digunakan wisatawan untuk bermain air dan berenang. (Terakota/Eko Widianto).

Dulu, katanya, juga dirancang desain mikrohidro tahap dua di bagian bawah. Dirancang menghasilkan 100 ribu watt. Namun, kini lokasi yang direncanakan menjadi salah satu ikon wisata Sumber Maron.

Zainudin juga berkomitmen menjaga sumber mata air di Sumber Maron tetap deras mengalir untuk bahan baku air  minum dan menggerakkan turbin. Debit air sempat anjlok pada 2014, lantaran pohon dan sejumlah rumpun bambu di atas dibabat. Lahan milik warga tersebut dialihfungsikan menjadi lahan parkur wisata. Di lokasi sumber sejumlah tanaman besar tetap dijaga antara lain pohon beringin, randu, dan mahoni

Apalagi, saat itu wisatawan terus membludak. Dampaknya, sumber menyusut. Sejak itu ia menggencarkan usaha menanam ribuan pohon di sekitar sumber. Sebagian bibit tanaman berasal dari Dinas Lingkungan Kabupaten Malang.

Pasok Listrik PLN

Sedangkan di PLTMH Taman Asri, Ampelgading, Kabupaten Malang telah menjual listrik ke PLN. Turbin dan generator terpasang di sungai yang membelah Desa Taman Asri. Dua satpam berjaga, melarang pihak yang tak berkepentingan masuk ke wilayah pembangkit. “Produksi listrik dimulai sejak tiga bulan lalu,” kata seorang satpam.

Kepala Desa Taman Asri Joko Widodo menjelaskan analisis dan survei dilakukan konsultan sejak tiga tahun lalu. Hasilnya dipaparkan ke Dinas Cipta Karya Kabupaten Malang. Seluruh dokumen dan perizinan, katanya, lengkap dan telah terpenuhi.

“Tiga tahun dikerjakan pembangkit. Murni swasta,” ujarnya.  PT Akasa Eko Energi pengelola PLTMH Taman Asri ini menggunakan air yang mengalir berasal dari sungai Taman Asri dan Wirotaman. Kini, juga digencarkan penghutankan kembali kawasan di lokasi sekitar. Pembangkit listrik ini berada di kaki Gunung Semeru.

PLTMH ini menghasilkan listrik setara 1.170 kilo watt (kW). Listrik yang dijual ke PLN sebanyak 1.154 kW menggunakan skema perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement. Manajer perencanaan sistem PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur Bramanyo AP menjelaskan pola kerjasama dilakukan dengan pihak swasta di beberapa lokasi.

“Tarif Rp 870 per kWh,” ujarnya melalui aplikasi perpesanan. Listrik yang dibeli melayani sekitar 650 pelanggan dengan daya 1.300 Volt Ampere di dekat lokasi pembangkit. Sedangkan di Kabupaten Malang PLN juga membangun pembangkit listrik serupa dengan skala di bawah 10 Mega Watt (MW).

“Di Ampelgading milik PLN,” ujarnya. Pembelian listrik dari swasta yang menggunakan PLTMH tersebut menjadi bagian dari komitmen PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan. Perjanjian berlangsung sampai 25 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian.

berkah-mikrohidro-air-mengalir-sampai-jauh
Rumah turbin PLTMH Taman Asri dilihat dari jalan utama Malang-Lumajang. (Terakota/Eko Widianto).

Pembelian listrik tersebut mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 19 tahun 2015 tentang Prosedur Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan kapasitas sampai 10 MW oleh PT PLN. Peratutan tersebut mengatur mengenai mekanisme dan tata cara proses pembelian listrik yang memanfaatkan aliran atau terjunan air sungai.

Sekretaris Pusat Pengkajian Energi Baru Terbarukan (P2EBT) Universitas Muhammadiyah Malang Achmad Fauzan HS menjelaskan UMM membangun mikrohidro menghasilkan daya sebesar 100 kW saat musim penghujan dan 75 kW saat musim kemarau. Listrik yang dihasilkan memenuhi sekitar 30 persen kebutuhan listrik UMM.

“Memanfaatkan aliran sungai Brantas yang melintas di depan kampus,” ujarnya. Selain itu, juga dibangun PLTMH UMM dua yang dibangun di Taman Sengkaling yang juga dikelola UMM. Listrik yang dihasilkan dihubungkan dengan jaringan listrik PLN.  P2EBT UMM juga membantu proses pembangunan PLTMH di Sumber Maron, Kepanjen dan Boonpring.

Sementara di Kabupaten Malang, katanya, potensi mikrohidro cukup tinggi. Apalagi, kini secara teknologi PLTMH bisa didirikan di berbagai lokasi. Asal memiliki debit air yang cukup. Sedangkan desain turbin bisa dimodifikasi sesuai kondisi bentangan alam di lokasi.

Tinggal menghitung debit untuk studi kelayakan dan ketinggian air untuk memilih turbin yang cocok. Juga dilanjutkan dengan menghitung investasi yang dibutuhkan. Sedangkan perkembangan bisa di bagian sistem kontrol untuk mengatur putaran turbin agar stabil dan sesuai dengan frekuensi.

Selain itu, juga tak membutuhkan teknologi tinggi. Sebagian besar komponen tersedia di dalam negeri. Mulai jaringan pipa, sudu turbin dan generator. “Teknologi lama, sudah biasa. Ada manual book yang menjadi panduan,” ujarnya.

Potensi Melimpah

Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur Purnawan Dwikora Negara menilai aktivitas mikrohidro di Kabupaten Malang menunjukkan sifat swadaya masyarakat untuk kemandirian energi. Inisiatif lokal tersebut, katanya, merupakan modal sosial ekologi yang harus dirawat. Inisiatif masyarakat untuk mengurangi distribusi listrik negara.

“Intinya kemandirian harus dirawat. Pemerintah harus memfasilitasi,” kata Punawan yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang. Insiatif masyarakat juga ditunjukkan dengan bentuk kepedulian atas kesedian sumber daya yakni air untuk menggerakkan turbin. Sehingga mereka meningkatkan daya dan kemampuan diri sebagai pengabdi lingkungan.

“Menanam untuk merawat sumber air,” ujarnya. Seperti masyarakat Desa Karangsuko yang menanam pohon untuk menjaga debit air di Sumber Maron. Serta menolak segala bentuk kebijakan yang berpotensi mematikan sumber mata air. Sedangkan pemangku kebijakan seperti Pemerintah Kabupaten Malang juga harus turut memikirkan usaha restorasi ekologi.

Mikrohidro, katanya, menjadi simbol kedaulatan energi. Pemerintah Kabupaten Malang harus bersyukur memiliki masyarakat yang berintegritas dan memiliki kapasitas yang luar biasa. “Harus dirawat. Jika dibiarkan saja,” ujarnya.

Selain itu, juga bisa menggandeng Perguruan Tinggi untuk terlibat dalam usaha meningkatkan bauran energi baru terbarukan. Terutama bagi kawasan yang berbasis di pedesaan.

Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Bahan Beracun Berbahaya, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Renung Rubi menjelaskan Pemerintah Kabupaten Malang secara bertahap menerapkan energi baru terbarukan. Salah satunya membantu pembangunan PLTMH di sejumlah kawasan seperti di Sumber Maron dan Boonpring.

“Banyak sumber air  dan sungai. Melimpah bisa dikembangkan menjadi PLTMH,” katanya. Komitmen bauran energi baru  terbarukan ditunjukkan dengan membangun PLTMH, listrik tenaga surya dan biogas sejak 10 tahun terakhir.

Seperti yang dilakukan Dinas Cipta Karya dengan membangun 300 titik Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) di 83 desa tersebar di 20 Kecamatan. Tujuannya untuk mengurangi konsumsi listrik dari PLN. Serta dibangun sejumlah sel surya di sejumlah rumah penduduk yang tak terlayani jaringan listrik PLN.

berkah-mikrohidro-air-mengalir-sampai-jauh
Penerangan Jalan Umum di Desa Talangsuko, Turen, Kabupaten Malang menggunakan sel surya. (Terakota/Eko Widianto).

Sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talangagung Kepanjen diberi bantuan tiga solar cell untuk penerangan. Kini, listrik yang dihasilkan diubah untuk menghidupkan kamera pengawas atau CCTV tanpa tergantung listrik PLN. Meski terjadi pemadaman listrik, tiga kamera tetap aktif selama 24 jam memantau di sekitar lokasi.