Berburu Sego Goreng Resek, dari Kalimantan sampai Bule Amerika

berburu-sego-goreng-resek-dari-kalimantan-sampai-bule-amerika
Sehari sego resek terjual sampai 500 porsi menghabiskan sekitar 50 kilogram nasi. Buka lima jam mulai pukul 17.30 – 22.00. (Terakota/Nanda Dwika).
Iklan terakota

Reporter : Nanda Dwika

Terakota.idSebuah warung tenda sederhana di tepi Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kota Malang ramai pengunjung. Mereka berdiri meriung, mengelilingi seorang lelaki paruh baya yang tengah sibuk duduk di depan wajan jumbo. Tumpukan nasi di dalam wajan berisi puluhan porsi nasi goreng.

Tukiman, 63 tahun, cekatan memadukan nasi dengan bumbu dan aneka sayuran dalam wajan. Nasi dicampur taoge, kubis, mie dan suwiran ayam. Selain bumbu nasi goreng biasa, tak ketinggalan dicampur kaldu ayam resep keluarga menjadi andalan sego goreng resek atau nasi goreng sampah. Kaldu ayam menjadi pengganti penyedap rasa.

Tangan tua Tukiman memainkan sudip mencampur semua bumbu, kaldu dan sayuran menjadi satu. Kecap menjadi jurus pamungkas, menyulap nasi goreng berwarna kecoklatan. Kepiawaian Tikuman atau akrab disapa Pak Man ini menjadi atraksi tersendiri, sehingga menjadi tontonan para pembeli.

berburu-sego-goreng-resek-dari-kalimantan-sampai-bule-amerika
Sego resek berdiri sejak 1959, Tukimam merupakan generasi ke tiga. Ia mempertahankan cara memasak dengan menggunakan anglo. (Terakota/Nanda Dwika).

Apalagi, memasak puluhan porsi dalam satu wajan sekaligus. Nasi menggunung dalam wajan jumbo. Para pembeli kadang takjub, Pak Man mampu memasak nasi goreng puluhan porsi dalam satu wajan sekaligus. Aroma nasi goreng sedap, menguar di balik tenda. Menggoda siapapun yang menunggu pesanan, atau pengendara yang melintas di kawasan Kasin Kota Malang.

Sego resek berdiri sejak 1959, Tukimam merupakan generasi ke tiga. Ia mempertahankan cara memasak dengan menggunakan anglo. Bara arang membara, harum arang menjadi sensasi tersendiri dalam memasak sego resek ini.

Setelah sego resek masak dan matang sempurna, giliran anak dan istrinya yang bekerja menyajikan nasi goreng hingga siap disantap. Tinggal pilih menu tambahan ada ampela hati, sayap, kepala ayam, atau telur. Satu porsi sego goreng resek dibandrol seharga Rp 9 ribu – Rp 13 ribu.

Harga bersahabat dan rasa mantap menjadi pilihan para pembeli. Dalam sehari, terjual sebanyak 500 porsi menghabiskan sekitar 50 kilogram nasi. Buka mulai pukul 17.30 – 22.00. “Kadang tak sampai jam 10 malam, sudah habis,” kata Tukiman.

Di sela-sela menyajikan atraksi memasak nasi goring, Pak Man mengajak para pembeli bercanda. Pelanggan mengenalnya humoris dan akrab. Sehingga para pelanggannya, bakal kembali balik merasakan nasi goreng resek serta berinteraksi dengan Pak Man. Atau sekadar melihat atraksi Pak Man menggoreng nasi di wajan jumbo.

berburu-sego-goreng-resek-dari-kalimantan-sampai-bule-amerika
Seporsi sego resek bisa ditambah ampela hati, sayap, kepala ayam, atau telur. Satu porsi sego goreng resek dibandrol seharga Rp 9 ribu – Rp 13 ribu. (Terakota/Nanda Dwika).

Tak heran, para pembeli datang dari berbagai daerah. Sejumlah pembeli dari Kalimantan, Makassar dan Bali penasaran dengan sego goreng resek tersebut. Bahkan ada wisatawan mancanegara yang sengaja datang karena penasaran dengan sego goreng resek. “Ada bule dari Amerika dan Kolombia penasaran. Setelah makan, dia ketagihan,“ ujarnya.

Nama sego goreng resek  memang unik, namun nama yang kini jadi merek dagang Tukiman ini disematkan para pelanggannya. Awalnya di samping warung sego goreng resek terdapat tempat pembuangan sementara (TPS), lantas masyarakat menyebut sego goreng resek. Ada juga yang menyebut sego goreng resek, lantaran nasi goreng dimasak bercampur sayuran dalam jumlah besar.

Ada pembeli yang setia, sejak kecil berlangganan sego goreng resek. Salah satunya Gading, warga Kota Malang. “Sering membeli ke sini. Sego goreng resek ampela hati yang paling laris,“ kata Gading.