Oleh: Janwan SR Tarigan*
Judul Buku : Berantas Korupsi Reformasi: Catatan Kritis BW
Penulis : Bambang Widjojanto
Penerbit : Intrans Publishing, Malang
Tahun Terbit : Januari, 2018
ISBN : 978-602-6293-36-7
Tebal : 304 halaman
Terakota.id–Pembahasan gerakan pemberantasan korupsi tak pernah habis. Betapa kompleksnya praktik pemberantasan korupsi di Indonesia. Pegiat antikorupsi dan hukum, Bambang Widjojanto (BW) menuangkan melalui buku ”Berantas Korupsi Reformasi: Catatan Kritis BW”. Disebut catatan kritis karena ditulis seorang yang aktif dalam agenda pemberantasan korupsi.
BW atau Bewe menjabat komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2011-2014, aktif sebagai aktivis antikorupsi, dan advokat. Serta akademius hukum di Universitas Trisakti. Buku setebal 304 halaman ini ditulis dengan mengombinasikan antara pengalaman sebagai praktisi antikorupsi dan sebagai akademikus ilmu hukum. Sama dengan latar belakangnya, Bewe menulis catatannya dengan menyajikan data dan fakta, serta analisis hukum dalam pemberantasan korupsi di Indonesia selepas reformasi.
Ia memandang pemberantasan korupsi merupakan salah satu agenda utama reformasi; namun tak menghasilkan buah yang sepadan. Alih-alih korupsi diberangus, justru semakin merajalela menggerogoti sendi-sendi bangsa. Pemetaan modus korupsi secara jelas digambarkan berikut dengan strategi intervensinya.
Tidak ketinggalan BW jua melengkapi dengan praktik korupsi yang terjadi, untuk memudahkan pembaca memahami secara kontekstual. BW selain menjabarkan secara kritis praktik korupsi reformasi, juga turut mengusulkan solusi dan membangun optimisme. “Optimisme pemberantasan korupsi harus terus dihidupkan kendati hujan badai dan gelegar petir korupsi terus menghantam persada dari negeri tercinta,” tulis BW, tegas.
Pembaca dibuat terperangah dengan fenomena unik korupsi reformasi yang tidak kalah miris dengan korupsi ‘Orde Baru’. Dipertegas dengan awalan tulisan yang cukup memantik, yakni tentang “Korupsi di Era Reformasi (Rezim Reformasi Bukan Antitesis Rezim Orde Baru?). Pembedanya hanya lahir KPK yang membuat koruptor tertantang merancang siasat yang lebih canggih untuk melakukan agenda koruptifnya.
Lebih tajam, BW mengungkapkan fakta bahwa koruptor selalu bekerja bersama dan terorganisir atas dasar berbagai motif. Bahkan koruptor terang-terangan membangun jaringan melalui oligarki dan kartel politik agar mampu mengelabui penegak hukum, utamanya KPK. Koruptor juga melakukan serangan balik (corruptor fights back) terhadap KPK. Keadaan ini menjelaskan korupsi kian meresahkan dan makin mengkhawatirkan. Disisi lain, penulis buku ini mengajak pembaca turut berpikir kritis terkait fenomena korupsi era reformasi sekaligus membangun memperkuat barisan serta membangun harapan bersama dalam pemberantasan korupsi ke depan.
Secara umum buku ini layak dan perlu dibaca oleh siapapun sebagai sarana mengasah nalar dan menambah wawasan. Secara khusus buku karya Pak BW ini layak dan disarankan dibaca oleh mereka yang memiliki panggilan pada agenda antikorupsi, baik itu aktivis antikorupsi; akademisi hukum dan sosial politik; serta para politisi, birokrat dan pimpinan Negara dan daerah. Substansi buku “Berantas Korupsi Reformasi” akan sangat berguna memperdalam pemahaman tentang korupsi, implikasinya serta membangkitkan semangat dalam pembaerantasannya.
Buku terbitan Intrans Publishing ini memiliki kelebihan dalam beberapa aspek. Buku “Berantas Korupsi Reformasi: Catatan Kritis BW” ini menarik karena tidak hanya berhasil mengkritisi praktik korupsi reformasi, tetapi juga menawarkan solusi dan berusaha membangun optimisme para pembacanya dalam memerangi korupsi di negeri ini.
Buku ini sangat cocok dibaca oleh akademisi hukum. Bagi masyarakat awam yang ingin membaca buku ini perlu menyediakan kamus untuk memahami kata-kata akademik hukum. Meskipun tidak dilengkapi dengan glosarium, tidak mengurangi makna esensial pembahasan dalam buku tersebut.
Ingin tahu lebih lanjut? Jika anda tertarik dengan buku tersebut dapatkan dengan mudah melalui klik di sini
Selamat membaca.
Merawat Tradisi Menebar Inspirasi