
Terakota.ID–Anda pasti pernah menjumpai anak atau balita yang menangis histeris bahkan sampai berguling-guling. Perilaku tersebut kerap muncul ketika anak sedang tantrum.
Tantrum adalah ledakan emosi anak yang biasanya ditandai dengan perilaku agresif seperti berteriak, memukul, menjadi lebih keras kepala, atau marah. Menghadapi anak tantrum memang membutuhkan kesabaran ekstra dan hati-hati agar situasi tidak semakin memburuk.
Tantrum umumnya terjadi pada anak usia 1 sampai 3 tahun. Kondisi tersebut normal dialami anak sebagai bagian dari proses perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini. Anda dapat chat dokter online untuk mengetahui lebih lanjut tahapan-tahapan perkembangan anak, termasuk fase-fase tantrum dan bagaimana cara merawatnya di setiap fasenya dengan tepat.
Oleh karena itu, tantrum bukanlah kondisi anak yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Nah, berikut informasi yang perlu dipahami terkait anak tantrum dan cara mengatasinya. Simak sampai habis, ya.
Cara Menghadapi Anak Tantrum
Tantrum pada anak merupakan bagian dari respons atas kondisi atau situasi tertentu yang dialaminya. Umumnya kondisi yang menyebabkan anak merasa kesal atau frustasi. Perasaan tersebut kemudian diekspresikan melalui rangkaian tindakan agresif seperti menangis, berteriak, dan sulit dikendalikan.
Biasanya, tantrum disebabkan oleh keinginan atau kebutuhan anak yang tidak terpenuhi. Misalnya, ketika lapar dan lelah, anak akan menjadi lebih sensitif, terlebih jika makanan kesukaannya tidak segera dihidangkan di hadapannya. Hal tersebut akan memicu rengekan, tangisan kencang, dan marah-marah atau perilaku tantrum lainnya.
Secara psikologis, tantrum disebabkan oleh kondisi emosional anak yang masih belum stabil. Juga kemampuan anak yang masih sulit dalam mengekspresikan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya. Namun, bukan tidak mungkin penyebab tantrum karena masalah psikologis atau gangguan perilaku yang dapat mengarah ke autisme dan depresi psikologis.
Memang bukan hal yang mudah untuk menuntun perkembangan sosial dan emosional anak. Namun, orangtua perlu menaruh perhatian lebih pada hal tersebut. Agar anak dapat mengenali apa yang sedang terjadi pada dirinya dan meresponsnya dengan lebih baik.
Nah, berikut beberapa cara menghadapi anak tantrum yang tepat, di antaranya:
- Menyikapinya dengan tenang
Menghadapi anak tantrum memang dapat memicu emosi dan frustasi. Namun, berusahalah untuk meredamnya dengan tetap tenang dan jangan panik. Dengan begitu, Anda dapat berpikir dengan jernih untuk menyikapi perilaku anak.
Selain itu, respons orangtua di hadapan anak yang sedang tantrum juga turut mempengaruhi kondisi anak. Bisa jadi, tangisan anak akan semakin kencang dan sulit dikendalikan apabila orangtua berbicara dengan intonasi tinggi.
- Tenangkan emosi anak
Setelah diri Anda lebih tenang, kini saatnya menenangkan emosi anak. Menghadapi anak tantrum tidak boleh sampai terbawa emosi, karena hal tersebut akan membuat emosi anak semakin meledak-ledak.
Ajak anak mengobrol dengan lembut dan sebaiknya jangan meninggalkannya sendirian. Sebab, tantrum juga merupakan bentuk komunikasi dari si kecil yang perlu dipahami oleh orangtua.
Apabila anak kerap ditinggalkan ketika sedang menangis atau histeris, rasa diabaikan pun akan muncul dalam diri anak. Lambat laun hal tersebut dapat memupuk rasa rendah diri ketika anak beranjak remaja.
- Perhatikan keamanan anak
Anak yang tantrum cenderung menjadi kurang mawas diri terhadap hal-hal di sekitarnya. Oleh karena itu, perhatikan apakah ada benda-benda tajam dan berbahaya di dekat anak seperti gunting, kaca, dan sumber listrik, lalu singkirkan apabila ada. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari cedera pada anak saat tantrum.
- Alihkan perhatiannya
Sembari menenangkan si kecil, Anda dapat mencoba mengalihkan perhatiannya pada hal lain. Anda dapat memberikannya makanan favorit, musik, video lucu, gambar, atau ajak anak bermain mainan yang disukai.
Pengalihan perhatian menjadi salah satu cara menghadapi anak tantrum yang efektif. Karena dapat membuat anak lupa terhadap apa yang menjadi pemicu tantrumnya.
- Hadapi dengan sentuhan kasih sayang
Anda mungkin akan emosi ketika menjumpai anak yang berubah histeris, tidak mau menurut, dan menangis kencang. Sekali lagi, berusahalah untuk tetap tenang dan jangan sekali-kali memukulnya agar perilaku agresif anak berhenti.
Alangkah baiknya, hadapi anak tantrum dengan sentuhan kasih sayang karena akan lebih efektif untuk menenangkan perasaannya dengan baik. Anda dapat mendekatinya perlahan, membeli rambutnya, menatap matanya lembut, kemudian memeluknya erat dan tegas. Hal tersebut akan memberi rasa aman pada anak, sekaligus memberitahu anak bahwa orangtuanya ada dan peduli.
- Beri penjelasan dengan baik
Ajak anak untuk bicara baik-baik setelah emosi anak mereda. Ajukan pertanyaan padanya menggunakan bahasa dan suara lembut untuk mencari tahu penyebab anak tantrum. Tanyakan apa yang membuatnya kesal atau menangis.
Apabila anak menginginkan sesuatu yang tidak seharusnya dimainkan oleh anak di usianya, maka beri penjelasan dengan baik mengapa anak tidak boleh memilikinya. Tawarkan hal lain, baik berupa benda atau kegiatan, yang lebih baik untuk menggantikannya.
- Jangan turuti semua keinginan anak
Untuk membuat anak cepat tenang dari tantrumnya, orangtua sering kali memilih menyerah dengan menuruti semua kemauan anak. Padahal, cara tersebut justru dapat membawa masalah di kemudian hari.
Sebab ketika orangtua lebih cepat mengalah, si kecil akan merasa dirinya telah menang. Anak perlahan memahami bagaimana cara mendapatkan sesuatu yang diinginkannya secara instan, yaitu dengan menunjukkan perilaku agresif atau tantrum.
Selain itu, menuruti semua keinginan anak akan menimbulkan sikap manja yang melebihi batas. Hal tersebut tentu bukan suatu kondisi yang baik untuk perkembangan sosial dan emosional anak.
Menghadapi anak tantrum memang tidak mudah. Namun, sudah menjadi tugas orangtua untuk membimbing anak dengan baik, termasuk memperlakukannya dengan tenang ketika anak tantrum.

Merawat Tradisi Menebar Inspirasi