
Terakota.ID–Obrolan yang penulis lakukan dengan beberpa orang yang lahir di era 1950-1960an, penulis menggali cerita dari Pak De Win (Joko Wiyono), Cak Kancil, Sam Wahyoe GV, Sam Tekley / Sakir, Sam Joko dan membaca komentar di medsos dari teman-teman lain yang pernah merasakan sendiri ada dan tidaknya nama Arema dilingkungannya pada masa mudanya. Kesimpulannya, bahwa Arema benar-benar dikenal dan dijadikan sebagai identitas warga Malang Raya justru setelah nama Arema (dengan singkatan Arek Malang) dipakai sebagai nama Klub Sepak Bola yang ber-home base di Kota Malang.
Jauh sebelum itu nama Arema tidak begitu banyak dikenal oleh masyarakat di Kota Malang. Tetapi nama Arema sudah sangat populer di kalangan perantau. Siapapun yang pernah merantau ke Jakarta di era akhir 1970-an hingga pertengahan 1980-an pasti mengenal Arema dan merasakan bangga dengan sebutan itu.
Sementara ditengah masyarakat yang tidak atau belum pernah merantau, nama Arema tak begitu terdengar. Bisa jadi saat itu tren nama Komunitas dan Gank arek kampung masih sangat kuat saat itu. Sepeti gank arek kampung yang lahir di era tahun 1970-an sampai pertengahan 1980-an yaitu Higam, Argom, Abados, Arpus, Moprat, Arcam dan masih banyak lagi yang lahir di era 1970-an.
Sementara yang lahir di era pertengahan 1980-an adalah Inggris 33, Anchor, Rolex, Combat, Aregrej dan masih banyak lagi yang tak mungkin ditulis semuanya (mungkin akan di tulis khusus dalam hal tersebut). Di kalangan anak muda kelas menengah lahir juga Komunitas sepeda motor balap liar, sepatu roda, break dance, Dols, Qtiq-Qitiq, RAC masih banyak lagi komunitas yang sangat populer dimasa itu.
Bisa jadi keberadaan komunitas dan kelompok gank inilah yang membuat nama Arema kurang populer ditengah masyarakat Malang Raya. Meskipun begitu nama Arema juga sudah dipakai sebagai nama group musik Arema Band 85, Sebagai Sasana Tinju di tahun awal 1980-an, akan tetapi belum benar-benar populer ditelinga masyarakat Malang secara umum.
Sekitar 1986 nama Arema dipakai sebagai nama klub sepak bola. Kegilaan pada sepak bola masyarakat kota Malang akhirnya menerima Arema sebagai identitas yang harus diperjuangkan lewat bola.
Keberadaan Arema sebagai klub bola benar-benar mampu merubah kebiasaan anak muda saat itu, yang hampir saling bermusuhan antar kampung dengan ganknya. Pelan tapi pasti gank kampung dan komunitas yang lain bersatu dalam stadion sebagai supporter Arema. Mereka mulai menyisihkan ego komunitas dan gank kampungnya dan mulai mengutamakan kebersamaan dalam mendukung Arema sebagai klub sepak bola.
Hingga di awal tahun 1990-an mulai semakin hilanglah tawuran antar kampung, gank sekolahan dan komunitas yang lain. Mereka mulai bersatu padu mencurahkan egonya pada Arema dan dalam perjalanan merekapun disebut dengan Aremania dan Aremanita.
Klub sepak bola bernama Arema inilah yang mampu meleburkan seluruh ego kewilayahan. Gank kampung dan komunitas kelas menengah perlahan terkikis dan hilang dari peredaran. Arema (Arek Malang) telah menyatukan semangat warga Malang Raya untuk terus aktif mendukung dan menjaga kota kebanggaannya hingga saat ini.
Dari sepakbola pula lahirlah istilah Aremania dan Aremanita sebagai identitas murni pendukung Arema sebagai klub sepak bola. Tetapi Arema yang namanya lahir di Jakarta itu, tetap berbeda dengan Aremania.
Arema adalah identitas warga Malang Raya dengan spiritnya yang saling support dan jelas kewargaannya. Sementara Aremania adalah pendukung club sepak bola yang boleh saja dari Kota manapun memakai label Aremania/Aremanita selama dia adalah pendukung club seoak bola yang bernama Arema.
6 April 2022

Seniman dan pegiat literasi