
Terakota.ID––Pengendara jalur darat dengan rute Surabaya – Jakarta bila sedang masuk wilayah Jawa Tengah, bisa singgah di Rest Area KM 260 B Banjaratma. Tempat istirahat yang memanfaatkan bekas Pabrik Gula Banjaratma, Brebes, itu termasuk membeli batik.
Sebab rest area heritage sekarang terdapat 28 kios batik mengisi satu ruangan gedung utama yang sebelumnya masih kosong. Seluruh produk dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
“Ini batik produk lokal Jawa Tengah, khususnya dari Brebes dan Pekalongan. Kami,” kata Direktur Utama PT PP Sinergi Banjaratma, Dina Yunanda.

Harapannya, warga yang bepergian lewat jalur darat bisa membeli oleh-oleh batik di Rest Area KM 260 B ruas tol Pejagan – Pemalang itu. Sehingga tak perlu keluar jalur tol untuk membeli batik, cukup dengan singgah di rest area tersebut.
Batik dipilih sebab di rest area itu belum ada kios yang menyediakan produk kain khas Indonesia tersebut. Sedangkan UMKM yang berjualan makanan dan minuman sudah cukup banyak. Sehingga bisa lebih memberi warna rest area heritage tersebut.
“Harapannya (rest area) bisa jadi salah satu sentra batik Indonesia,” ujar Dina.
Mengenal Rest Area 260 B
Mengutip laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pabrik Gula Banjaratma didirikan pada 1908 oleh N.V. Cultuurmaatschappij, sebuah perusahaan perkebunan berpusat di Amsterdam, Belanda.
Pabrik ini pada 1918 dalam peta Dutch Colonial Maps disebut dengan Station Banjaratma. Proefstations atau Stasiun Pengujian merupakan tempat khusus penelitian ilmiah terhadap budidaya dan proses produksi gula sehingga memperoleh produksi yang optimal.
Pabrik Gula Banjaratma, bersamaan puluhan perusahaan gula lainnya, dinasionalisasi Pemerintah Indonesia sekitar tahun 1957. Dalam perkembangannya, pabrik gula ini berhenti beroperasi pada tahun 1997. Terus merugi membuat biaya operasional tidak sebanding dengan keuntungannya.

Bangunan pabrik yang didominasi material bata merah tanpa plesteran itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Bila dipandang, romantisme kolonialisme masih cukup kuat. Kesan itu tampak sebab beberapa alat produksi, tegel kuno dan detil otentik lainnya tetap dipertahankan.
Bekas Pabrik Gula Banjaratma mulai dioperasikan sebagai rest area sejak 17 Maret 2019. Pengelolaannya di bawah PT PP Sinergi Banjartma, sebuah perusahaan yang dibentuk beberapa perseroan lewat patungan.

Sejak itu pula, terus menerus dilakukan pembenahan fasilitasnya secara bertahap. Termasuk diisi dengan stand-stand UMKM yang memasarkan berbagai produknya dari makanan, minuman maupun oleh-oleh. Menjadikan Rest Area 260 B ini salah satu rest area terindah di Indonesia.

Redaktur Pelaksana
[…] Source link […]